Perkembangan Industri Elektronik di Indonesia 2014 Ini

0

Beberapa pasar produk elektronik, terhitung alat telekomunikasi seperti handphone serta smartphone, Perkembangan Industri Elektronik di Indonesia 2014 Ini, karena di Indonesia pada 2014 diprediksikan meraih Rp 152, 4 triliun, naik 10% di banding 2014 sebesar Rp 138, 6 triliun. Nilai pasar itu adalah hasil perhitungan tim news.ralali.com menurut anggapan perkembangan industri elektronik yang di buat Kementerian Perindustrian serta penelitian Growth From Knowledge (GfK) Indonesia, instansi penelitian product elektronik, th. 2010.

Perkembangan Industri Elektronik di Indonesia 2014 IniTim news.ralali.com memperkirakan perkembangan nilai pasar product elektronik seperti berikut ; 2010 sebesar Rp 83 triliun dengan perkembangan 17% dari th. pada mulanya, 2011 sebesar Rp 98, 77 triliun dengan perkembangan 19%, 2012 sebesar Rp 118, 5 triliun dengan perkembangan 20%, 2014 sebesar Rp 138, 6 triliun dengan perkembangan 17%.

Dari nilai pasar product elektronik itu, seputar 40%-50% dari keseluruhan pasar adalah nilai pasar alat telekomunikasi, berbentuk handphone serta smartphone. Itu bermakna, di 2014 nilai pasar alat telekomunikasi meraih Rp 55, 4 triliun – Rp 69, 3 triliun.

Kian lebih 80% product elektronik yang terjual di Indonesia ada di kisaran harga dibawah Rp 2 juta, mencerminkan daya beli customer Indonesia.

Ralali merupakan Online store alat ukur terlengkap di indonesia yang dapat digunakan untuk mereview produk dari detail spesifikasi hingga harga terupdate.

Kementerian Perindustrian membidik perkembangan industri elektronik sebesar 10% sepanjang empat th. ke depan. Waktu ini ada 235 perusahaan yang bergerak di industri elektronik. “Industri ini adalah satu diantara yang diutamakan untuk di kembangkan, ” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Menperin berjanji bakal selalu mendorong industri elektronik hingga dapat memasok keperluan dunia, diantaranya dengan membuat iklim usaha yang kondusif berbentuk insentif tarif serta perpajakan, dan pengamanan pasar domestik.

Hidayat mengaku waktu ini tak gampang untuk berikan proteksi-proteksi yang ketat pada industri dalam negeri. “Perkembangan perdagangan dunia makin berikan area gerak yang terbatas, ” tuturnya.

Prinsip Indonesia dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) serta kesepakatan perdagangan regional serta bilateral yang lain, kata dia, menuntut industri yang kompetitif. Karenanya, pemerintah bakal bangun infrastruktur daya serta transportasi serta sarana lain yang bisa mendongkrak kelebihan kompetitif. “Perusahaan juga harus menambah efisiensi serta produktivitas, ” tuturnya.

Di segi lain, pemerintah selalu membahas wujud disinsentif impor beberapa product elektronik seperti handphone serta laptop. “Bentuk disinsentif dapat beberapa macam. Dapat SNI (Standard Nasional Indonesia) atau regulasi lain, ” kata Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Tehnologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi.

Sebagian jenis disinsentif impor yang telah diberlakukan di Indonesia diantaranya pengurangan pelabuhan impor. Sesungguhnya, disinsentif untuk barang impor, telah diberlakukan dari sebelum saat FTA (Free Trade Agreement). “Namun, satu tahun lebih lalu kita mulai FTA serta beberapa barang mulai dilepaskan (bea masuknya) sesuai sama tingkat sensitivitasnya, ” kata dia.

Budi menegaskan, ketentuan ini bukan hanya reaktif lantaran RIM bangun pabrik Blackberry di Malaysia. “Kita tak bicara merk namun kelompok product, ” katanya. “Selain itu, kita juga telah dapat membuat product seperti handphone serta laptop sendiri. ”

Disinsentif impor telah umum diberlakukan di beberapa negara. Umpamanya di Malaysia, ada ketentuan pencatatan pengiriman barang. “Itu kan disinsentif juga, memiliki bentuk regulasi tehnis, ” katanya.
Diluar itu, di Thailand juga ada disinsentif berupa antidumping. “Bahkan, ada ketentuan di satu negara, yang kirim balik impor mobil lantaran warna cap sama bempernya berbeda, ” kata dia.

Maka, Budi melihat, Indonesia juga harus memberlakukan disinsentif. “Tapi tujuannya agar mereka bukan sekedar jualan saja, namun produksi juga. I give you business, you give us job, ” kata Budi memaparkan berita perkembangan Industri Elektronik di Indonesia 2014 ini.

Ralali Business Solution

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.