Panduan Limbah B3 Mulai dari Identifikasi, Penyimpanan, dan Pengolahan

0

Bahan berbahaya dan beracun atau disingkat B3 memerlukan panduan dalam mengelola sisa limbah produksi dari berbagai bidang industri sesuai dengan aturan yang berlaku. Di mana panduan ini melibatkan berbagai tahapan yang mencakup identifikasi, penyimpanan, dan pengolahan limbah B3 tersebut. Nah di artikel berikut ini kita akan membahas satu persatu panduan limbah B3 yang dimulai dari identifikasinya.

Identifikasi Limbah B3

Identifikasi dan karakteristik limbah B3 merupakan tahapan awal dalam panduan limbah B3 yang terdiri dari beberapa aspek penting yang harus diperhatikan termasuk sumber, karakteristik, dan uji toksikologi dengan penjelasan sebagai berikut.

Berdasarkan Sumber

Menurut Lamp I, tabel 1, PP 101/2014, limbah B3 bisa berasal dari sumber yang tidak spesifik, seperti dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi, pelarutan kerak, dan pengemasan.

panduan limbah b3 sumber tidak spesifik

Sementara itu, limbah B3 juga dapat berasal dari sumber yang lebih spesifik atau khusus, seperti sisa proses suatu industri atau kegiatan lain yang dapat ditentukan secara spesifik (Lamp I, tabel 3 dan 4, PP 101/2014).

Kemudian bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, dan produk reject yang sesuai dengan gambar dibawah ini (Lamp I, tabel 2, PP 101/2014).

Berdasarkan Karakteristik

Beberapa karakteristik limbah B3 antara lain mudah meledak, mudah menyala, bersifat reaktif, menyebabkan infeksi, korosif, dan beracun. Dengan penjelasan masing-masing karakteristiknya berikut ini:

  1. Mudah meledak merupakan sifat B3 yang bisa meledak jika mencapai suhu atau tekanan tertentu misalnya sisa anfo, sisa TNT, dan sisa nitrogliserin.
  2. Mudah menyala, sifat B3 yang mudah menyala jika mencapai temperatur ataupun tekanan tertentu misalnya untuk cairan adalah alkohol dan padat adalah serbuk magnesium.
  3. Bersifat Reaktif, sifat B3 yang mudah berubah dan reaktif jika terjadi reaksi antara B3 satu dengan yang lainnya seperti peroksida, alkali, dan CaO.
  4. Menyebabkan infeksi, sifat B3 yang bisa menginfeksi manusia melalui organisme patogen atau limbah yang berasal dari perawatan pasien dengan penyakit menular.
  5. Bersifat korosif, sifat B3 yang dapat menyebabkan iritasi seperti kemerahan dan pembengkakan pada kulit manusia. Contohnya Asam sulfat, Soda kaustik, Asam nitrat
  6. Beracun, sifat B3 yang memiliki karakter racun dari uji TCLP, LD50, dan uji sub-kronis

Karakteristik ini biasanya diidentifikasi menggunakan uji toksikologi.

Berdasarkan Uji Toksikologi

Ada beberapa jenis uji toksikologi yang digunakan, seperti 

  • Toxicity Characteristics Leaching Procedure (TCLP).
  • Uji toksikologi akut (LD50).
  • Uji toksikologi sub-kronis yang dilakukan pada hewan uji mencit selama 90 hari untuk melihat sifat racun sub-kronis limbah tersebut.

Penyimpanan Limbah B3

Penyimpanan limbah B3 merupakan tahapan penting dalam pengelolaan limbah B3. Tujuan penyimpanan B3 antara lain adalah 

  • Untuk melakukan identifikasi limbah B3 yang dihasilkan
  • Mencatat nama dan jumlah limbah B3.
  • Menyimpan limbah sesuai dengan masa simpan yang ditentukan.
  • Melakukan pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan limbah B3, baik yang dilakukan sendiri atau diserahkan kepada pihak pengumpul, pemanfaat, pengolah, dan/atau penimbun limbah B3.
  • Dan terakhir, menyusun dan menyampaikan laporan penyimpanan limbah B3.

Pada bagian berikutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai tahapan pengangkutan dan pengumpulan, serta pengolahan limbah B3.

Pengangkutan dan Pengumpulan Limbah B3

Pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 juga merupakan bagian penting dalam pengelolaan limbah B3. Menurut Pedoman Penerbitan Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pengangkutan limbah B3 harus dilakukan dengan perhatian khusus. Rekomendasi ini mencakup pengangkutan menggunakan alat angkut darat dan/atau alat angkut laut (kapal). Cara pengumpulan limbah B3 ini diperlukan untuk memastikan bahwa limbah B3 ditangani dengan aman dan efektif, dan untuk mencegah potensi bahaya pada lingkungan atau makhluk hidup disekitarnya termasuk manusia.

Pengolahan Limbah B3

Dalam faktanya, setiap industri apapun bidangnya pasti menghasilkan limbah B3 maupun non B3 yang wajib melakukan pengolahan limbah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Meskipun banyak upaya dilakukan untuk mengurangi hingga mendaur ulang limbah, namun belum cukup untuk menangani limbah B3. Maka dari itu perlu dilakukan cara pengolahan limbah B3 sesuai dengan konsep dan metode yang tepat untuk mencegah kerusakan pada lingkungan sekitar. 

Konsep 4R Penanganan Limbah

Konsep 4R dalam penanganan limbah meliputi:

  1. Reduce (Mengurangi): Mengurangi produksi material sehingga menghasilkan limbah yang lebih sedikit.
  2. Reuse (Menggunakan Kembali): Menggunakan kembali bahan-bahan habis pakai. Contohnya adalah botol kaca.
  3. Recovery (Mendapatkan Kembali): Mendapatkan kembali material yang masih berguna dari limbah.
  4. Recycle (Daur Ulang): Mendaur ulang limbah untuk digunakan kembali. Contoh adalah kertas dan kaleng bekas.

Metode Penanganan Limbah B3

Berikut beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengolah limbah B3:

  1. Metode Kimia (Chemical Method): Metode ini melibatkan penggunaan reaksi kimia untuk mengubah sifat limbah B3 menjadi yang lebih aman.
  2. Metode Termis (Thermal Method): Metode ini menggunakan panas pada mesin insenerator untuk merubah limbah B3 melalui proses pembakaran, sehingga limbah yang dibakar menjadi karbon dioksida, uap air, ataupun butiran debu.
  3. Metode Biologis (Biological Method): Metode ini menggunakan organisme hidup, seperti bakteri atau jamur, untuk memecah limbah B3 agar menjadi lebih aman.
  4. Metode Fisik (Physical Method): Metode ini meliputi pemisahan komponen limbah tanpa merubah fisiknya, yang nantinya akan dinetralkan ataupun digunakan kembali.

Kesimpulan

Pembahasan sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan bahwa limbah B3 perlu dilakukan pengolahan yang sesuai dengan panduan atau aturannya. Mulai dari identifikasi, penyimpanan, hingga pengolahan B3 yang aman. Dengan memahami dan mengimplementasikan panduan ini, kita dapat membantu meminimalkan dampak negatif limbah B3 terhadap lingkungan dan masyarakat.

Ralali Business Solution

Anda mungkin juga berminat

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.