Perbandingan Harga CNG vs BBM Konvensional: Mana yang Lebih Menguntungkan?

Dalam beberapa tahun terakhir, isu energi dan efisiensi biaya bahan bakar menjadi perhatian utama bagi pelaku industri maupun masyarakat umum di Indonesia. Harga bahan bakar minyak (BBM) konvensional seperti bensin dan solar yang terus berfluktuasi, mendorong banyak pihak untuk mencari alternatif yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang kini banyak dilirik adalah Compressed Natural Gas (CNG). Namun, apakah CNG benar-benar lebih menguntungkan dibandingkan BBM konvensional? Artikel ini akan membahas secara komprehensif perbandingan harga CNG dengan BBM konvensional serta faktor-faktor yang memengaruhi keuntungan penggunaan kedua jenis bahan bakar ini.

Apa Itu CNG dan BBM Konvensional?

Sebelum membandingkan harga, penting untuk memahami apa itu CNG dan BBM konvensional. CNG adalah gas alam yang dimampatkan hingga tekanan tinggi untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. CNG dikenal sebagai bahan bakar yang lebih bersih karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan BBM konvensional.

Sementara itu, BBM konvensional seperti bensin dan solar merupakan produk hasil olahan minyak bumi yang telah digunakan secara luas di Indonesia selama puluhan tahun. Kedua jenis bahan bakar ini masih mendominasi pasar, namun mulai mendapatkan tantangan seiring perkembangan teknologi dan kesadaran akan pentingnya energi ramah lingkungan.

Perbandingan Harga: CNG vs BBM Konvensional

Harga menjadi faktor utama yang dipertimbangkan ketika memilih bahan bakar. Di Indonesia, harga BBM konvensional sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan fluktuasi harga minyak dunia. Misalnya, harga bensin (Pertalite/Pertamax) per Juni 2025 berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per liter, tergantung jenis dan lokasi. Solar subsidi berada di kisaran Rp7.200 per liter. Namun, harga ini bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi pasar global dan kebijakan subsidi pemerintah.

Sementara itu, harga CNG umumnya dihitung per kilogram, bukan per liter. Pada tahun 2025, harga CNG untuk sektor transportasi di Indonesia berkisar antara Rp4.500 hingga Rp6.000 per kg. Jika dihitung berdasarkan energi yang dihasilkan, 1 kg CNG setara dengan sekitar 1,4 liter bensin. Artinya, jika harga CNG Rp5.000 per kg, maka setara dengan Rp3.570 per liter bensin setara energi.

Perbandingan sederhana:

  • Bensin (Pertalite/Pertamax): Rp10.000 – Rp15.000/liter
  • Solar subsidi: Rp7.200/liter
  • CNG: Rp4.500 – Rp6.000/kg (setara ± Rp3.570 – Rp4.285/liter bensin setara energi)

Dari perbandingan ini, terlihat bahwa CNG menawarkan harga yang jauh lebih ekonomis dibandingkan BBM konvensional, khususnya jika digunakan dalam jumlah besar atau untuk kebutuhan operasional kendaraan komersial.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Keuntungan

Selain harga di atas kertas, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhitungkan dalam menilai keuntungan penggunaan CNG atau BBM konvensional.

  1. Biaya Konversi dan Investasi Awal Penggunaan CNG memerlukan modifikasi pada kendaraan, yaitu pemasangan kit konversi CNG dan tabung penyimpanan bertekanan tinggi. Biaya konversi ini bervariasi, namun rata-rata berkisar antara Rp10 juta hingga Rp20 juta per kendaraan, tergantung jenis dan kapasitas tabung. Namun, biaya ini dapat terbayar dalam jangka menengah hingga panjang, terutama bagi kendaraan dengan intensitas operasional tinggi.
  2. Ketersediaan Infrastruktur Salah satu tantangan utama penggunaan CNG di Indonesia adalah ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang masih terbatas, terutama di luar kota-kota besar. Hal ini tentu menjadi pertimbangan praktis bagi pengguna kendaraan yang memerlukan akses bahan bakar yang mudah dan cepat. Namun, saat ini, berbagai pihak termasuk pemerintah dan sektor swasta terus berupaya memperluas jaringan SPBG, sehingga pengguna CNG semakin dimudahkan.
  3. Efisiensi dan Performa Mesin CNG dikenal sebagai bahan bakar yang bersih dan efisien. Mesin yang menggunakan CNG cenderung menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, proses pembakaran yang lebih sempurna juga dapat memperpanjang umur mesin. Namun, pada beberapa jenis kendaraan, performa mesin dengan CNG bisa sedikit lebih rendah dibandingkan BBM konvensional, terutama pada kendaraan dengan tenaga besar.
  4. Keamanan dan Regulasi CNG adalah bahan bakar yang aman jika penanganan dan instalasi dilakukan sesuai standar. Pemerintah Indonesia juga telah mengatur standar dan regulasi penggunaan CNG, baik dari segi keamanan maupun kualitas. Penggunaan mitra pengadaan yang terpercaya seperti Ralali.com dapat membantu perusahaan atau individu mendapatkan produk dan layanan CNG yang terjamin keamanannya.

Studi Kasus: Penghematan Biaya Operasional

Agar lebih konkret, mari kita simulasikan penghematan biaya operasional sebuah kendaraan niaga yang menempuh jarak 200 km per hari, dengan konsumsi rata-rata 10 km/liter untuk bensin, atau setara 7 km/kg untuk CNG.

  • Dengan bensin (Rp12.000/liter):
    • Konsumsi bensin: 200 km / 10 km/liter = 20 liter/hari
    • Biaya harian: 20 liter x Rp12.000 = Rp240.000
  • Dengan CNG (Rp5.000/kg):
    • Konsumsi CNG: 200 km / 7 km/kg ≈ 28,6 kg/hari
    • Biaya harian: 28,6 kg x Rp5.000 = Rp143.000

Penghematan per hari: Rp240.000 – Rp143.000 = Rp97.000
Penghematan per bulan (30 hari): Rp2.910.000

Dengan perbedaan ini, dalam beberapa bulan saja, biaya investasi awal untuk konversi kendaraan ke CNG dapat kembali (break-even) dan seterusnya akan memberikan keuntungan berkelanjutan.

Ralali.com: Solusi Partner Pengadaan CNG

Dalam proses transisi ke penggunaan CNG, pemilihan partner pengadaan yang tepat sangat penting. Ralali.com hadir sebagai solusi modern bagi kebutuhan pengadaan CNG di Indonesia. Melalui platform digital yang terintegrasi, Ralali.com menawarkan kemudahan akses informasi harga, pemesanan, hingga layanan purna jual CNG untuk kebutuhan industri, transportasi, maupun individu. Dengan dukungan jaringan mitra yang luas dan standar layanan yang tinggi, Ralali.com memastikan pasokan CNG yang aman, terjamin kualitasnya, serta harga yang kompetitif.

Kesimpulan

Jika dilihat dari sisi harga dan efisiensi biaya, CNG jauh lebih menguntungkan dibandingkan BBM konvensional, apalagi untuk kebutuhan operasional dalam skala besar. Meskipun ada biaya konversi dan tantangan infrastruktur, keuntungan jangka panjang dari penghematan biaya bahan bakar dan kontribusi terhadap lingkungan yang lebih bersih tidak dapat diabaikan. Dengan dukungan partner pengadaan profesional seperti Ralali.com, proses transisi ke CNG dapat berjalan lebih mudah dan aman. Bagi Anda yang ingin berinvestasi untuk efisiensi jangka panjang dan mendukung energi ramah lingkungan, CNG adalah pilihan yang patut dipertimbangkan.

Ralali Food Program

Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.


Anda mungkin juga berminat