Kerja Sama Perdagangan Dunia di Evaluasi Pemerintah

0
kerja sama perdagangan internasional
Iustrasi kerjasama perdagangan internasional

Kerja Sama Perdagangan Dunia – Perjanjian kerja sama tentang perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia secara bilateral ataupun multilateral itu perlu dievaluasi. karena, hingga saat ini perjanjian tersebut belumlah menyenangkan Indonesia.

“Perlu adanya evaluasi serta adanya pertimbangan secara menyeluruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” Ucap Saleh Husin Sebagai Menteri Perindustrian (Menperin) di Jakarta.

Hingga saat ini, Indonesia sudah melakukan beberapa perjanjian tentang kerja sama perdagangan (Free Trade Agreement (FTA)), seperti Indonesia – Japan (Economic Partnership Agreement (IJ-EPA)), ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta Indonesia – Korea (Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA)).

Kemudian ada juga, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (A ANZ-FTA), ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) serta yang terkini ialah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Saleh mengatakan, awalnya perjanjian – perjanjian kerja sama perdagangan yang sudah disebutkan diatas diharapkan agar memberikan pasar baru di luar negeri. Tapi kenyataannya perjanjian pasar bebas itu belum bisa optimal memberikan dampak yang menyenangkan bagi industri nasional.

Menurut pandangan beliau, perlu melakukan sebuah kerja sama dengan beberapa negara-negara yang saling melengkapi kedalaman struktur industri nasional.

Khusus untuk industri Tekstil dan juga Produk Tekstil (TPT), secara history Amerika serta Eropa masih merupakan negara tujuan dari ekspor utama Indonesia. Maka dari itu, diversifikasi untuk pasar tujuan ekspor sangat perlu terus dikembangkan agar dapat mendongkrak pertumbuhan ekspor yang signifikan.

“Sesuai dengan apa yang diharapkan Presiden Joko Widodo, kami akan terus berusaha mendorong industri – industri yang dapat melakukan ekspor. Kami akan mengkaji kembali perjanjian – perjanjian tersebut bersama kementerian terkait,” katanya.

Menteri Keuangan (Menkeu) yaitu Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pada tahun – tahun yang akan datang tantangan ekonomi dari luar Indonesia akan semakin berat.

Dia mengungkapkan, banyaknya perjanjian ekonomi dengan para negara tetangga ditakutkan malah akan semakin melemahkan daya tahan pada perekonomian Indonesia.

“Contohnya seperti Thailand. Salah satu Department Store asal thailand sudah membuka gerainya di Indonesia. itu artinya sudah menjadi indikasi bahwa mereka akan mengeksploitasi pasar Indonesia. ditambah dengan adanya pasar terbuka ASEAN, mereka akan membawa human capitalnya ke negara ini.” ungkap beliau.

Selain Thailand, Bambang juga mengutarakan beberapa kerja sama dengan Singapura yang terkesan menguntungkan negara tersebut.

“Saya pernah berkunjung pada sebuah forum ekonomi diluar Indonesia. Mereka telah mengajukan usul melakukan integrasi pasar modal ASEAN akan tetapi ketika ditelaah kembali, ternyata hanya menguntungkan satu negara saja dari hasil usulan itu,” ungkapnya lagi.

la juga menilai, Indonesia sebaiknya tidak takut ketika bernegosiasi pada perjanjian – perjanjian ekonomi internasional yang berdampak langsung pada perekonomian. Dia memberikan contoh perjanjian ASEAN Banking Integrated Framework (ABIF) antara Singapura, Malaysia serta Indonesia yang diusahakannya harus menguntungkan Indonesia.

“Sekarang ini kita sedang melakukan sebuah negosiasi yang intens bersama Malaysia. Negosiasinya ialah Malaysia harus mau mengizinkan pembukaan bank-bank asal Indonesia dinegera tersebut. Bukan sekadar jadi remittance saja. Kalau mereka sudah melakukan itu, kita baru mau menandatangani ABIF,” tambahnya.

Sumber : kemenperin.go.id

Ralali Business Solution

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.