Pabrik US$ 200 Juta Akan di Bangun Investor Otomotif Cina

0
Indonesia Membutuhkan Tambahan Investasi
Ilustrasi investasi

Pemerintah mengatakan bahwa sudah ada satu investor otomotif Cina yang serius di sektor otomotif dan akan membangun pabrik di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 26 miliar. “Serius karena telah 2 x menemui Kepala BKPM dan juga telah meninjau lokasi juga,” ujar Ikmal Lukman selaku Direktur Promosi Sektoral Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Akan tetapi, Ikmal enggan untuk menyebutkan nama perusahaan Cina tersebut serta lokasi dimana rencana investasinya. Menurutnya keseriusan investor ini telah dikawal oleh pemerintah selama 2 bulan.

Investasi tersebut seolah – olah menjadi sebuah pengganti dari PT General Motors Indonesia, yang akan segera menutup pabriknya yang berada di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, yang rencananya pada akhir Juni 2015. Penutupan pabrik tersebut di antaranya karena penjualan mobil Chevrolet pada tahun lalu hanya mencapai 10.018 unit. Penjualan terbesar yaitu terjadi per Januari sebanyak 1.463 unit dan penjualan terendah yaitu pada bulan Desember, yaitu sebanyak 508 unit.

Sebelumnya, Saleh Husin selaku Menteri Perindustrian telah mengungkapkan bahwa pabrikan mobil asal Amerika Serikat tersebut mungkin akan masuk kedalam segmen mobil murah dan juga ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). Hal tersebut dilakukan dengan menggandeng mitra yang baru untuk investasi sebesar US$ 700 juta atau kurang lebih sekitar Rp 9 triliun.

Saleh mengatakan bahwa General Motors (GM) nantinya akan menggandeng 2 pabrikan asal Cina, yaitu SAIC Motor Corp dan juga Wuling Motors. Mereka akan mendirikan sebuah perusahaan patungan yang bernama SAIC-GM-Wuling, yang membangun sebuah pabrik, memproduksi, dan juga memasarkan mobil bermerek Wuling di Indonesia.

Menurut Saleh pabrik baru itu, akan beroperasi pada tahun 2017 dan akan menghasilkan 150 ribu unit mobil per tahunnya. Segala persiapan sudah dilakukan, termasuk rencana untuk membangun pabrik di sekitar Jakarta.

Panggah susanto selaku Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian sebelumnya menuturkan bahwa GM menutup pabriknya karena belum mampu untuk bersaing dengan produsen mobil lainnya. Untuk pasar didalam negeri, masyarakat lebih cenderung memilih low multipurpose vehicle (MPV) dari merek lain yang memang sudah lama eksis dibanding Chevrolet Spin, yang baru dibuat pada tahun 2013.

 

 

 

Sumber : Kemenperin.go.id

Ralali Business Solution

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.