Inovasi untuk Semua: 10×1000 Tech for Inclusion Membangun Masa Depan yang Lebih Adil
Di Konferensi Inklusi 2024, para pelopor teknologi dari 10×1000 memperkenalkan ide-ide visioner untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kemajuan teknologi selalu menghadirkan peluang sekaligus tantangan baru, seperti semakin melebaranya jurang kesenjangan digital dan ancaman perubahan iklim yang kian dekat. Namun, di Konferensi Inklusi 2024 yang digelar di Bund, Shanghai, para pengusaha dari komunitas 10×1000 Tech for Inclusion hadir dengan solusi nyata untuk menghadapi tantangan global ini.
10×1000 Tech for Inclusion: Membangun Masa Depan Digital yang Berkelanjutan
10×1000 Tech for Inclusion, inisiatif yang diprakarsai oleh Ant Group dan International Finance Corporation (IFC), bukan sekadar platform nirlaba biasa. Ini adalah gerakan yang bertujuan untuk membekali generasi baru penggerak ekonomi digital dengan kemampuan, pengetahuan, dan jejaring untuk menciptakan dampak nyata. Dengan tiga pilar utamanya—belajar, terhubung, dan menginspirasi—10×1000 menjadi wadah bagi para inovator untuk menciptakan solusi yang tidak hanya inklusif tetapi juga berkelanjutan.
“Di era digital yang terus berkembang, kolaborasi lintas batas bukan hanya mempercepat inovasi, tetapi juga menjadi inti dari kemajuan itu sendiri,” ujar Leiming Chen, Chief Sustainability Officer dari Ant International. “Melalui platform 10×1000, kami memberikan peluang kepada para pemimpin teknologi dari seluruh dunia untuk terlibat dalam dialog global, menemukan solusi yang relevan secara lokal namun berdampak global. Solusi-solusi ini akan membantu kita menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim, sambil memanfaatkan peluang dari inovasi digital.”
Inklusi di Garis Depan: Kisah Joseph Aditya dari Ralali
Salah satu figur yang mencuri perhatian di Konferensi Inklusi adalah Joseph Aditya, pendiri dan CEO Ralali. Perusahaannya telah merevolusi transaksi B2B di Asia Tenggara, membuat proses jual-beli antara pembeli dan penjual menjadi lebih mudah, cepat, dan transparan.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan geografis yang unik. Aditya menyoroti pentingnya peran logistik dan distribusi pangan, terutama di daerah terpencil. Dengan Ralali, Ia menciptakan program Ralali Food, solusi yang memanfaatkan teknologi pangan untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, khususnya di sektor pangan, mengatasi hambatan operasional dan distribusi.
Menghubungkan Teknologi dan Solusi Nyata untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Ralali telah menjadi jembatan bagi bisnis-bisnis di Indonesia, membantu mereka menghadapi tantangan logistik dan nutrisi melalui pendekatan teknologi yang cerdas. Dampaknya tidak hanya pada efisiensi operasional, tetapi juga pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan memadukan teknologi, bisnis, dan dukungan keuangan, Ralali tidak hanya membantu UKM berkembang, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi Indonesia. Joseph Aditya, melalui visinya, menunjukkan bagaimana teknologi bisa menjadi alat yang kuat untuk menciptakan inklusi ekonomi yang lebih luas dan masa depan yang lebih adil.
Untuk lebih detail tentang acara Inclusion Conference On the Bund kamu bisa cek disini:
https://kr-asia.com/innovation-for-all-10×1000-tech-for-inclusion-champions-a-fairer-future
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.