Industri Batik Pekalongan Terpuruk Akibat Rupiah Melemah
Riicsa Mangkula, Ketua Kamar Dagang Indonesia Kota Pekalongan mengatakan bahwa, merosotnya rupiah terhadap nilai tukar dari dolar Amerika Serikat telah mengakibatkan industri batik pekalongan terpuruk.
Dia mengatakan Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah membuat harga sejumlah bahan baku dan juga obat batik naik relatif tinggi. Hal tersebut tentunya telah berpengaruh terhadap kelangsungan dari usaha kerajinan batik.
Menurutnya, selama ini bahan baku batik yang berupa obat dan juga kain mori masih harus import dari luar negeri, oleh karenanya kenaikan dolar AS itu sangat berpengaruh negatif bagi usaha kerajinan batik.
“Oleh karena itu, para pengusaha batik untuk sementara ini lebih memilih mengurangi jumlah produksi atau bahkan berhenti produksi sambil menunggu sampai harga bahan baku kembali turun,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini jumlah industri batik yang masih tetap bertahan untuk berproduksi hanya sekitar 25%, hal itu karena perajin tidak mampu untuk menghadapi kenaikan harga bahan baku dan juga kesulitan terhadap modal.
“Oleh karenanya, kami sangat berharap pemerintah untuk dapat memberikan solusi terhadap bagaimana cara para pelaku usaha kerajinan batik bisa melangsungkan usahanya lagi tanpa dibayangi rasa takut terhadap kenaikan harga bahan baku dan obat batik,” katanya.
Supriyono, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Pekalongan, mengatakan bahwa hampir 98% bahan baku batik, seperti halnya mori dan juga lilin di datangkan dari luar negeri.
Sumber : Investor Daily
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.