Ini Penyebab Produk Industri Indonesia “Naik” di 2015
Produk industri Indonesia – Tanda kutip pada judul tersebut menyiratkan bahwa kenaikan pada tahun 2015 bukan diartikan sebagai kenaikan produk industri Indonesia, bisa jadi hal itu merupakan pertanda sebagai penurunan produk, pasalnya kenaikan BBM di tahun 2015 tak bisa dipungkiri lagi, dan produk industri khususnya di dalam negeri akan punya harga yang menyesuaikan dengan ongkos produksi terutama distribusi, alhasil, harga jual akan menjadi lebih mahal dibanding sebelumnya. Apakah konsumen masih nyaman?
Nyaman atau tidaknya konsumen dalam memperlakukan harga yang sebelumnya murah tentu beragam, ada yang langsung pindah ke lain hati ada pula yang tetap membelinya meskipun naik dan punya harga lebih mahal. Jika semua masyarakat memiliki karakter kedua tentu tak masalah, tapi bagaimana jika tidak mau membeli dan beralih produk? Ini yang di khawatirkan para pengusaha baik industrial online ataupun offline.
Adhi S Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia, GAPPMI mengutarakan naiknya harga BBM akan berpengaruh terhadap produk industri Indonesia termasuk pada harga makanan-minuman serta tarif transportasi. Karena BBM sebagai salah satu elemen utama, bahkan terbesar, dalam komponen ongkos produksi dan distribusi. “Industri makan-minum membutuhkan BBM untuk produksi, distribusi dan bahan baku. Kenaikan BBM setinggi Rp1.500 akan menyebabkan kenaikan harga pangan sedikitnya 5-10%,” kata Adhi.
Beberapa tahun terakhir dunia industri sudah tak lagi menikmati subsidi BBM, tetapi menurut Adhi, naiknya harga minyak dunia juga menjadi pendongkrak meroketnya ongkos produksi.”Ya kami kan harus menyesuaikan harga juga akhirnya,” kilah Adhi.
21 Agustus Sebagai Penentu
Jika tidak ada hambatan yang berarti, Kamis 21 Agustus, Mahkamah Konstitusi akan memutuskan persetujuan atau penolakan atas kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, dalam Pemilu 2014. Apabila MK menyetujui kemenangan Jokowi-Kalla, maka mereka berjanji untuk bergerak cepat termasuk rencana penetapan BBM yang disinyalir sebagai penyebab produk industri Indonesia “naik” serta mengajukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.
Mereka menilai, sejumlah pos di RAPBN 2015 menyulitkan langkah Jokowi dan Kalla dalam mewujudkan visi dan misinya. Antara lain anggaran subsidi yang mencapai Rp 433,51 triliun. Angka itu dianggap terlalu besar, khususnya subsidi energi yang mencapai Rp 363,53 triliun.
Langkah yang akan diambil oleh Jokowi-JK untuk lebih menstabilkan produk industri Indonesia adalah pemangkasan subsidi energi yang rencananya akan dilakukan dengan menaikkan harga bahan bakar subsidi (BBM) secara bertahap. Kenaikan harga akan dilakukan bertahap selama tiga tahun hingga harga BBM bersubsidi sesuai dengan harga pasar yakni Rp 13.000 per liter dari harga saat ini sebesar Rp 6.500.
Kenaikan harga BBM bersubsidi mulai dilakukan tahun 2015 dengan kenaikan 20 persen, menyusul 50 persen dan 30 persen hingga 2017. Ini artinya di tahun 2015, BBM bersubdisi akan naik Rp 1.500 per liter.
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.