#BusinessStory : Siapa Bilang Ibu Rumah Tangga Tidak Bisa Berbisnis? Simak Kisah Pendiri Dapur Mamima!

Dapur Mamima

Ralali Business Story

Halo! Kami ingin tahu, siapa Anda dan bisnis yang Anda jalankan?

Halo, saya Rahma Putri Permadi, pendiri Dapur Mamima.

Dapur Mamima adalah usaha rumahan di bidang katering yang menawarkan konsumsi untuk keperluan acara-acara tertentu, seperti tumpeng mini, tumpeng tampah, nasi kotak, kering kentang, bawang goreng, salad buah, dan lain-lain.

Oh, kami juga menyediakan bekal makanan untuk perjalanan jauh atau luar negeri!

Kami menyebut customer Dapur Mamima dengan sebutan Mamimalovers. Prinsip kami, kami sangat menjaga kualitas rasa, kebersihan, dan profesional waktu. Harga yang kami tawarkan juga sangat kompetitif. Kami selalu berusaha menawarkan kepada Mamimalovers beraneka ragam makanan yang  halal dan berkualitas, oleh karena itu, sewaktu kami membangun Dapur Mamima dari tahun 2017, kami menggunakan tagline, Enaknya Halal & Setia.

Apa yang menginspirasi Anda dalam menciptakan Dapur Mamima?

Saya hobi membuat kering kentang, bawang goreng, tumpeng, salah buah, dan lainnya. Seringkali saya membiarkan keluarga dan teman untuk mencicip rasa, Alhamdulillah, responnya sangat positif. Dan banyak yang memesan. Waktu ini saya belum mendirikan Dapur Mamima. Setelah itu saya berpikir mengenai apa yang bisa saya lakukan agar bermanfaat bagi orang banyak namun tetap tidak mengesampingkan kewajiban saya sebagai istri dan ibu beranak 3. Saya ingin membuat bisnis yang menghasilkan dan bisa diwariskan turun menurun.  Muncul lah inspirasi untuk membuat usaha katering Dapur Mamima.

Bagaimana proses memulai dan peluncuran Dapur Mamima?

Setelah tergerak untuk membangun usaha katering, saya mulai mengajak ibu-ibu dengan berbagai macam latar belakang untuk bergabung bersama Dapur Mamima. Saya tidak mau ‘naik’ sendirian, saya ingin membantu ibu-ibu yang memang membutuhkan penghasilan tambahan, sehingga membangun Dapur Mamima bersama-sama terasa lebih berarti.

Setelah mengajak ibu-ibu, kami melakukan bisnis dengan sistem made by order, atau dibuat sesuai pesanan. Jadi selanjutnya hanya mempromosikan baik door-to-door atau secara online, kemudian menunggu orderan. Modal awal saya tidak sampai 1 juta untuk mendirikan Dapur Mamima, namun Alhamdulilah, omset bulanan mampu mencapai paling sedikit 20 juta.

 

Apa saja tantangan dalam menjalani atau mengembangkan Dapur Mamima?

Tantangan terbesarnya adalah, sembari membangun bisnis, saya juga harus bisa menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu beranak 3. Itu adalah sebuah komitmen yang harus saya jaga. Maka dari itu, manajemen waktu dan jadwal pembuatan untuk berbagai order harus dipikirkan dan dilaksanakan dengan tepat dan sesuai.

Untuk urusan modal produksi tidak terlalu berat karena pesanan menggunakan sistem made by order. Hanya saja modal untuk pengembangan dan promosi termasuk tantangan kedua yang masih harus kami lewati.

 

Siapa target pasar Anda? Dan bagaimana cara Anda menarik perhatian customer Anda?

Perusahaan-perusahaan yang ingin mengadakan acara rapat/event, WNI yang tinggal di luar negeri, dan siapa saja yang ingin merayakan hari spesialnya dengan mempercayakan kami sebagai vendor konsumsi.

Untuk menarik perhatian customer di bidang kuliner, testimoni merupakan senjata utama. Apalagi jika kita berjualan di online, tentunya para pelanggan tidak bisa mencicip rasa yang kita buatkan dan seringkali membuat calon klien ragu untuk menghabiskan biaya konsumsi. Oleh karena itu, kami secara konsisten melakukan promosi melalui sosial media dan promosi dari testimoni yang diberikan Mamimalovers. Karena testimoni rasa ini sangat penting sebagai senjata promosi.

 

Bagaimana harapan dan rencana bisnis Anda?

Saya ingin menambah pekerja lagi, lagi, dan lagi, karena jika Dapur Mamima menjadi besar bukan hanya saya pribadi yang menikmati hasilnya, tetapi juga banyak keluarga dari para pekerja Dapur Mamima.

 

Saran atau nasihat yang ingin Anda sampaikan untuk rekan yang baru ingin atau baru saja memulai bisnis?

Jadikan segala keterbatasan menjadi pacuan untuk maju dan terus berkreasi. Yang penting, mulai saja dulu dengan niat baik.