Mau Sukses Berbisnis Kopi? Pertimbangkan 9 Nasihat Pemilik Ombe Kofie Berikut!
Ombe Kofie merupakan kedai kopi kecil yang selalu ramai dikunjungi di daerah Pluit, Jakarta Utara. Sebagai pendiri, Jason Leo telah berhasil membuat Ombe Kofie ramai dan digemari pengunjung, bahkan sejak seminggu didirikan di tahun 2015. Ombe Kofie telah berhasil membuat pengunjung jatuh cinta dengan nuansa kenikmatan kopi serasa di rumah sendiri.
Pada mulanya, Jason mengaku sama sekali tidak paham akan kopi. Ia memulai bisnis kopi hanya sekedar iseng-iseng belaka. Namun, keisengan tersebut ia jalankan dengan sungguh-sungguh. Ibaratnya seperti “bercandaan yang serius”. Bermodal grinder, manual grinder, timbangan, dan teko, Jason menekuni eksperimennya untuk menemukan resep dan takaran kopi yang tepat. Semua hal dibuat berdasarkan selera, mengalir mengikuti rasa.
Alih-alih “bercandaan yang serius” tersebut justru membuat Ombe Kofie ramai dikunjungi dan melegenda seperti sekarang ini. Saking betahnya pengunjung di Ombe Kofie, rata-rata dari mereka bisa datang 2-3 kali dalam sehari.
Berikut 9 tips yang wajib diperhatikan dalam mengembangkan bisnis kopi ala Jason, si pendiri Ombe Kofie:
1. Harus punya taste!
Tidak enak itu ‘absolut’, namun enak itu ‘relatif’. Oleh sebab itu, definisi “enak” setiap orang berbeda-beda. Apalagi untuk cita rasa kopi. Ada yang suka pahit, manis, asam, dan lain-lain. Seorang pembuat kopi tidak boleh terlalu ekstrem. Rasa kopi terbaik tercipta hanya melalui tangan-tangan yang mengerti arti kesiembangan rasa.
Citra rasa (taste) merupakan modal kritis yang harus dimilik setiap pebisnis atau pembuat kopi. Citra rasa merupakan parameter untuk menentukan apakah rasa kopi enak atau tidak. Tanpa hal tersebut, seorang pebisnis ibarat tersesat dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
2. Gunakan prinsip main aman
Resep cara membuat kopi sudah banyak beredar di Internet. Setiap orang pun bebas mengikuti resep-resep tersebut. Namun untuk menciptakan rasa kopi terbaik, seseorang harus mencari tahu mana takaran yang paling tepat. Jason merumuskan teori dalam menciptakan keseimbangan (takaran) yang ia gunakan selama ini, “Mainlah di koridor aman. Jika resep di Google mengarahkan memberi takaran 1-10, pakailah takaran 5-8. Gunakan prinsip main di tengah.”
3. Pilih bahan baku berkualitas
Kopi yang enak diciptakan dari bahan baku yang berkualiatas. Oleh sebab itu, seorang pebisnis kopi harus tahu soal kualitas biji dan mesin kopi. Jason menuturkan pendapat pribadinya bahwa sesuatu yang berkualitas biasanya harganya mahal. Jika ada yang bagus namun murah itu artinya rejeki. Sebagai contoh dari biji kopinya, anda harus mencari langsung dari distributor kopi nusantara untuk mendapatkan harga dan kualitas terbaik.
4. Pilih barista yang punya “taste”
Biji dan mesin kopi berkualitas namun diolah oleh barista yang tidak tepat sama saja akan memberikan hasil yang kurang maksimal. Pilihlah barista yang memiliki taste sesuai koridor (bercitra rasa pas). Jangan pilih barista yang terlalu ekstrem. Penikmat kopi beragam, seleranya pun beragam, maka pilihlah barista yang dapat menciptakan kopi beraneka ragam, sesuai mood pelanggan.
5. Pilih karyawan yang memiliki rasa “peduli”
Karyawan yang tidak memiliki rasa peduli diibaratkan seperti manusia yang dapat membawa celaka. Celaka yang dapat membuat besi saja patah, apalagi kayu. Kepedulian karyawan merupakan hal penting yang harus dimiliki. Karena kepedulian merupakan sumber dari muara kebaikan. Dari rasa peduli, karyawan dapat menjaga kebersihan dan kenyamanan kedai, serta memberikan nuansa kehangatan bagi pengunjung.
6. “I’am the leader than you follow me”
Dalam membangun sebuah bisnis kopi, anda akan dihadapkan pada persoalan mengatur dan mengembangkan barista atau karyawan. Cara terbaik untuk mendidik mereka adalah dengan cara menjadi teladan bagi setiap barista atau karyawan. Hindari menasihati, memarahi, bahkan menghakimi , karena hal tersebut hanya akan masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
7. Buatlah interaksi yang baik dengan pengunjung
Ciptakan suasana yang hangat untuk membuat pengunjung nyaman berada di kedai kopimu. Sebagaimana yang dilakukan oleh Jason dan para karyawan di Ombe Kofie, setiap pengunjung diperlakukan sebagai mana teman lama. Disapa dengan hangat, lalu diajak berinteraksi dengan baik.
Interaksi yang baik tidak berarti selalu mengajak pengunjung berbicara. Segala sesuatunya harus disesuaikan dengan mood pengunjung. Jika terdapat pengunjung yang duduk sendiri dengan muka ceria maka segera buat bahan obrolan supaya interkasi dapat terjalin dengan baik, namun jika terdapat pengunjung datang dengan muka serius lalu ia sibuk dengan laptopnya maka berilah ruang untuknya menyelesaikan pekerjaannya.
8. Fokus
Dalam melakukan segala sesuatu kita harus fokus pada tujuan. Ketika ingin memulai bisnis kopi, fokuslah belajar membuat kopi. Ketika ingin membuka kedai, tentukan dulu siapa targetnya. Desain kedai kopi senyaman mungkin dan jangan lupa lakukan perhitungan untuk setiap biaya yang dikeluarkan. Tidak perlu harus sesuai dengan target. Lakukan sebaik-baiknya dan biarkan mengalir apa adanya.
9. Lakukan sekarang! Bukan segera!
Anda berminat berbisnis kopi? Jika iya, apa yang akan anda lakukan setelah membaca artikel ini? Mulailah langkah anda sekarang juga!
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.