Cara Membaca Hasil Gas Analyzer dengan Mudah

0
Cara Membaca Hasil Gas Analyzer dengan Mudah
Cara Membaca Hasil Gas Analyzer dengan Mudah – Image: www.vehicleservicepros.com

Cara Membaca Hasil Gas Analyzer dengan Mudah – Kondisi mesin bisa dianalisis dari sisa gas pembuangan di ujung knalpot. Hasil dari analisis tersebut bisa digunakan untuk serangkaian tindakan untuk melakukan penyetelan mesin. Hanya dengan alat gas analyzer, maka partikel gas pembuangan bisa dilihat secara presisi. Namun pembacaan gas analyzer ini susah dimengerti. Nah berikut ini cara membaca hasil gas analyzer.

Cara Membaca Hasil Gas Analyzer dengan Mudah

Biasanya setiap hasil analisis gas pembuangan terdiri dari karbon monoksida (CO), karbondioksida (CO2), hidrokarbon (HC), oksigen (O2), serta lambda (e). Semua variabel tersebut diperoleh sesudah sensor gaz analyzer dipasangkan ke sejumlah bagian mobil, semisal ujung pipa knalpot (deteksi gas buang), kabel busi silinder satu (mendeteksi rpm), serta lubang bilah pengukur volume oli mesin (deteksi suhu oli)

Monoksida (CO)

Setiap hasil dari pengukuran mempunyai pengertian serta angka ideal yang berbeda-beda. Untuk CO menunjukkan efisiensi pembakaran yang ada di dalam silinder. Pembakaran mesin injeksi yang efisien sekitar 0,2 hingga 1,5% dengan nilai ideal 0,5%. Sedangkan untuk karburator sekitar 1 hingga 3,5% dengan nilai ideal sekitar 1 hingga 2%.

Karbondioksida (CO2)

CO2 menunjukkan hasil pembakaran yang ada di dalam mesin. Nilai idealnya mesti di atas 12%. Semakin besar nilainya maka akan semakin baik pembakaran yang terjadi. Itu artinya energi yang dibakar makin banyak. Jika CO2 menunjukkan nilai kurang dari 12%, maka terdapat sejumlah hal yang mesti disesuaikan.

Hidrokarbon (HC)

Untuk hidrokarbon (HC), mengindikasikan sisa bensin yang terbuang bersamaan dengan asap knalpot. Nilai ideal untuk HC ini tidak melebihi 300 ppm. Jika lebih maka tenaga mesin loyo serta boros dalam mengonsumsi bahan bakar.

Oksigen (O2)

Apabila gas pembuangan mengeluarkan oksigen (O2) terlalu banyak, itu berarti menandakan proses pembakaran yang terjadi di dalam mesin tidaklah efisien. Nilai idealnya tidak melebihi 2%. Apabila lebih dari 2% itu berarti terdapat kebocoran pada sistem gas pembuangan ataupun setelan bahan bakarnya terlalu irit. Jika nilai O2 semakin dekat dengan nilai 0, maka proses pembakaran yang terjadi semakin baik.

Lambda (e)

Nilai lambda berhubungan dengan perbandingan antara campuran dari udara dengan bahan bakar yang terbuang melalui asap knalpot. Untuk nilai idealnya ialah 1. Apabila nilai lada melebihi 1, itu berarti setelan bahan bakarnya irit. Sedangkan apabila nilai lambda kurang dari 1 yaitu 0,95 menandakan bahwa bahan bakar boros jika 0,85 berarti bahan bakar terlalu boros.

Ralali Business Solution

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.