Sebuah Realita Dunia Bisnis yang Terkadang Bikin Mau Mundur Saja
Kegagalan: realita horror menanti saat berbisnis...
Di mata orang-orang yang menaruh minat pada dunia bisnisㅡnamun belum terjun ke dalamnyaㅡ, mereka seringkali menyematkan anggapan yang terlampau menjanjikan dan manis. Nyatanya, dunia bisnis tidak semanis yang dibayangkan.
Lantas, seperti apa realita dunia bisnis?
Bukan bermaksud meredamkan semangat, tapi ini bertujuan agar Anda siap menghadapi kenyataan yang terbentang di dunia bisnis. Namanya niat kalau tidak disandangkan dengan pembelajaran, takutnya malah menjerumuskan, bukan?
Nah, ini sebuah poin realita yang Anda perlu ketahui (dan jangan lupa dipikiran).
Apakah kegagalan bisa dihindari? Adakah cara untuk sukses secara instan?
Yah, tak bisa dipungkiri. Sukses instan adalah keinginan semua orang. Lagipula siapa sih yang mau bersusah-susah kalau ada cara yang instan?
Tapi begini, bung. Yang instan itu hanya Indomie.
Coba bandingkan begini, bagaimana perbedaan rasa saji mie yang dibuat koki berpengalaman, ibu rumahan, abang-abang kaki lima, dan mie instanR bungkusan yang Anda beli di minimarket?
Mie buatan juru masak berpengalaman pastinya diracik dari nol dan mengalami proses yang jauh lebih panjang sebelum sampai ke mulut konsumen, apabila dibandingkan dengan mie instan yang tinggal celup, rebus, dan tiriskan. Dan cita rasa dan value yang dihasilkan juga berbeda. Mungkin Anda lebih rela membayar mie buatan tangan koki seharga 50 ribu rupiah daripada membayar 50 ribu untuk sebungkus mie instan, bukan? Di lain sisi, trial and error yang dilalui sang koki pasti lebih banyak sebelum mendapatkan resep sempurna. Berbeda dong dengan kita-kita yang masak mie instan yang hasilnya pasti ‘begitu’.
Kurang lebih telah mengetahui maksudnya di sini, bukan? Hasil yang Anda dapatkan tentu berbeda tergantung dari proses, niat, usaha, dan kemampuan Anda.
Kesuksesan bukan mimpi belaka, tapi kalau sukses instan rasanya seperti khayalan semata. Well, dalam dunia berbisnis yang ‘benar-benar bisnis’, Anda harus realistis. Apa saja aspeknya? Harus siap kerja keras, pantang menyerah, lelah secara fisik, otak, dan mental, serta siap gagal.
Mengapa menerima kondisi gagal juga harus disiapkan?
Pernah mendengar kalimat legendaris; Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda? Percayalah. Itu omong kosong, jika tidak diimbangin dengan aspek yang disebutkan. Jika Anda pikir sehabis Anda gagal lalu kesuksesan akan sebentar lagi menghampiriㅡtidak. Tidak begitu ceritanya.
Setelah Anda gagal, Anda perlu menata ulang dan mencari tahu letak kesalahan Anda, tidak sekonyong-konyong menyalahkan keberuntungan Andaㅡyang meskipun sebenarnya sedikit banyak mengambil alih keberlangsungan bisnis Anda. Tapi, nasib itu ‘kan bisa diubah. Jadi, apabila Anda tidak siap dengan mengkritik diri sendiri, lebih baik jangan jadi pebisnis. Jadi karyawan saja. Enak, stabil, tak perlu merintis.
Bergelut di dunia bisnis harus punya 9 nyawa.
Ibarat kucing, Anda wajib punya 9 nyawa.
Jika Anda sudah berulang kali gagal, barulah Anda boleh menyerah. Jangan sampai, baru sekali gagal, sudah merasa hancur bagaikan kiamat. Katanya mau usaha, bukan? Ya, berusahalah.
Tapi pakai otak, ya. Jangan cuman ‘mau’. Dunia bisnis itu sadis, manis. Geming sedikit, tahu-tahu bisnis Anda dikikis habis sampai Anda tersenyum miris. Ha ha ha. []
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.