#BusinessStory : Kafe Subiaco Balik Modal Dalam 3 Bulan!

Ralali Business Story | Subiaco

0

Ralali Business Story | Subiaco

Subiaco

Ralali Business Story

 

Halo! Kami ingin tahu, siapa Anda dan bisnis yang Anda jalankan?

Hai, saya Hayu Kresna, pemilik sekaligus Key Manager dari Subiaco, Coffee and Milk.

Subiaco bergerak di bidang Food & Beverages, kami menyajikan minuman kopi susu dan milkshake. Untuk saat ini kami mempunyai 9 varian yaitu, Subi Express; best seller kami, sebuah kopi susu yang rasanya kombinasi manis dan pahit, lalu cappuccino, café latte, dan americano. Untuk milkshake kami menawarkan 4 rasa yaitu, vanila, stroberi, cokelat, dan madu. Selain 8 menu di atas, kami juga menjual thai tea.

Nama Subiaco sendiri saya pilih dari distrik tempat saya dulu kerja part time di Perth, Australia. Ketika meniti ilmu sebagai sarjana s2 di sana, saya selalu turun kereta di Subiaco Station dan banyak tempat kopi di sana. Orang Perth lokal memiliki banyak pride atas kopi lokal mereka, dari semua kota besar di Australia hanya Perth yang tidak punya Starbucks karena betul-betul tergeser sama kopi lokal. Saya pikir, kita-Indonesia, juga seharusnya begitu karena varian kopi single origin kita juga banyak sekali, hampir tiap daerah ada, harga terjangkau dan rasanya bisa diadu dengan varian kopi global.

 

Apa yang menginspirasi Anda dalam menciptakan Subiaco?

Awalnya ini ide dari sahabat saya sejak SMP, pemilik Kopi Menantu Nusantara yang ada di Bintaro. Saya belajar secara cukup intensif mengenai etiket bisnis dan barista dari sahabat saya sebelum membuka Subiaco. Oleh karena itu, proses perencanaan end-to-end sampai eksekusi relatif mudah karena saya dituntun oleh sahabat saya.

Selain itu saya juga sempat belajar akutansi dasar dengan teman saya yang profesinya akuntan supaya bisnis saya nantinya tetap akuntabel. Untuk tren, saya pikir tren kopi di Indonesia masih akan naik terus, belum akan ada turunnya. Momentum kopi lokal di negara lain yang jauh lebih maju dan lebih lama industri kopi lokalnya, seperti Australia juga belum ada indikasi turun. Karena pengetahuan ini saya meyakinkan diri untuk terjun jualan kopi.

 

Bagaimana proses memulai dan peluncuran Subiaco?

Modal awal kami  tak besar, tidak sampai 14 juta. Sejujurnya saat itu, kami tidak tahu juga bakal bisa tahan lama atau tidak, resikonya banyak, tapi yang penting buka dulu sembari belajar. Urusan ekspansi dana bisa diatur seiring berjalannya bisnis. Dana 14 juta dialokasikan untuk segala infrastruktur pertama untuk bikin kopi non mesin termasuk bahan-bahannya. Kopi kami semua manual brew menggunakan moka pot.  Beruntung, sekarang kami sudah balik modal!

 

Apa saja tantangan dalam menjalani atau mengembangkan Subiaco?

Saya pikir tantangan semua pelaku usaha kurang lebih sama: modal dan keyakinan. Karena balik lagi, berapa banyak pelaku usaha yang gulung tikar karena nggak laku padahal bisnis plan awalnya luar biasa, tetap saja banyak yang berhenti di tengah jalan.

Sama cerita, ada modal tapi tidak ada keyakinan, pasti berhenti. Jika ada keyakinan, namun tak punya usaha juga mana bisa bangun usaha.

Karena Subiaco berumur belum lama, tantangan keyakinan itu muncul setiap saat. Kami masih belajar untuk bertahan. Yang positif dari usaha kopi ini ternyata menjajakan kopi tidak sesulit itu, karena banyak peminat kopi dan termasuk produk yas pas untuk kantong semua golongan.

 

Siapa target pasar Anda? Dan bagaimana cara Anda menarik perhatian customer Anda?

Kalau dari usia kami menyasar usia dewasa muda, 20-35 tahun. Target kami lebih dominan ke pekerja kantoran dengan rasio 60 pria:40 wanita. Dari data kami pun memang pelanggan kami lebih banyak laki-laki.

Tidak harus jadi penyuka kopi untuk menjadi target kami, karena kami akan siap menarik Anda lewat cara dan value produk kami.

Meski banyak sekali produk yang sejenis, kami selalu coba membedakan di branding media sosial kami, kami tidak mau citra produk kami terlihat seperti pakar/ahli kopi. Karena itu harga juga kami tekan supaya relatif lebih murah dari kompetitor namun rasanya juga enak. Kami percaya diri dengan rasa produk kami meski dihadapakan dengan produk yang lebih senior.

Kami mengincar lingkaran pertemanan satu dan dua (teman dan temannya teman) dari awal hingga jangka panjang. Lalu promo potongan harga tanggal tertentu dan promo melalui endorsement, dari blogger kuliner hingga coba ke publik figur yang lebih terkenal. Selain itu tetep menjaga konsistensi citra kami yang simpel dan ramah di Instagram.

Oh! Yang penting, yang paling utama tetap rasa harus enak.

 

Bagaimana harapan dan rencana bisnis Anda?

Menata tempat supaya lebih berbentuk kafe untuk ke depannya. Tambah meja dan kursi, dan beberapa dekorasi yang semuanya perlu dana tambahan. Untuk produk kami akan tambah supaya ada varian makanan ringan.

 

Saran atau nasihat yang ingin Anda sampaikan untuk rekan yang baru ingin atau baru saja memulai bisnis?

Jangan takut, tapi juga jangan ceroboh.

Buat business plan yang baik, tapi tak perlu terlalu sempurna. Kalau dari pengalaman saya, lebih baik mempercepat eksekusi dengan pendanaan yang rendah resiko daripada mempercantik business plan dan memperbanyak modal. Secantik apapun business plan setelah betul-betul menjalani tetap akan ada hal yang di luar perhitungan. Jika sudah jalan, cash flow setiap harinya harus dipantau dan dicatat secara detail.

Ralali Business Story | Subiaco

Ralali Food Program

Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.


Anda mungkin juga berminat

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.