Melemahnya Industri Tekstil Indonesia. Ini Penyebabnya !
Melemahnya Industri Tekstil Indonesia. Ini Penyebabnya ! – Selaku Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia yaitu Ade Sudrajat menjelaskan pada triwulan pertama tahun 2015 industri bidang tekstil sedang melemah sebab secara global permintaannya menurun. Hal ini diakibatkan dari meningkatnya atau uang USD terhadap beberapa mata uang serta ketidakstabilan harga minyak dunia, hal tersebut membuat daya beli pada masyarakat menurun.
“Secara global imbasnya akan berlangsung sampai akhir tahun sehingga kita baru berharap bisa naik lagi pada tahun depan, namun di kuartal pertama ini kita belum menghitung penurunan persentasenya,” ujar Ade Sudrajat.
Ade menjelaskan, yang merasakan melemahnya industri bidang tekstil ini tidak hanya negara Indonesia saja, tetapi negara lain pun merasakannya seperti negara Vietnam serta negara Korea Selatan. Ia memberikan saran apabila industri tekstil Indonesia tetap seimbang maka pemerintah serta para pelaku usaha tersebut harus giat melakukan manuver guna menarik minat investor asing serta menetapkan free trade agreement (FTA) terhadap sejumlah negara yang potensinya besar semisal Turki, Uni Eropa serta Brasil.
Melemahnya industri tekstil dalam negeri tidak memberikan pengaruh besar terhadap minat investor, sebab para pelaku bisnis yang berinvestasi tidak cuma melihat dari pangsa pasar saja, akan tetapi mereka juga melihat dari kebijakan negara-negara tujuan. Maka dari itu, pemerintah pun mesti mendukung dengan cara menurunkan harga listrik minimal 6 sen dolar As per kilowatt per jam supaya industri tekstil dalam negeri bisa bersaing. Kendatinya harga listrik di Indonesia selama ini terkenal yang paling mahal jika dibandingkan dengan negara-negara Asia tenggara lainnya.
“Kita ingin investasi dilakukan di bidang teknologi mesin agar industri tekstil nasional bisa berimporvisasi dan berdaya saing, untuk mendorong investasi tersebut harga listrik harus turun,” kata Ade.
Pada triwulan tahun 2013 perkembangan ekspor tekstil dari Indonesia bertambah hingga 16% atau sekitar USD 3.65 miliar, jika dibandingkan dengan triwulan pertama pada tahun sebelumnya yang menjangkau USD 3.15 Miliar. Sebenarnya industri tekstil Indonesia telah memasuki ekspor ke negara lain. Akan tetapi karena daya belinya masih rendah membuat penetrasi ke negara lain mengalami kesulitan.
Baca artikel lainnya : Mengenal Fungsi Alat Keselamatan Kerja Lebih Dalam
Pada kuartal I 2013 pertumbuhan ekspor tekstil Indonesia meningkat sampai 16 persen atau senilai 3,65 miliar dolar AS, dibandingkan dengan kuartal pertama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3.15 miliar dolar AS. Sebetulnya, industri tekstil domestik sudah menajaki ekspor ke negara lain. Namun, daya beli yang masih kecil membuat penerobosan ke negara lain termasuk Asia Tenggara mengalami kendala.
Penulis : Vei
Editor : Metha
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.