Lion Bangun Bandara Halim dan Pusat Perawatan Mesin Pesawat
Tak ada masalah! Sejauh mampu merekrut tenaga kerja lokal maka swasta diperbolehkan untuk membangun sarana atau prasarana yang dapat membantu meningkatkan perekonomian skala nasional. Rencana Lion bangun bandara halim dan pusat perawatan mesin perlu didukung, dan benar, jika instansi negara tak mencukupi maka mau tak mau di tangan swasta mestinya industri tersebut berjalan sehingga mampu menyerap konten lokal sehingga jelang pasar bebas nanti Indonesia tak dijajah oleh tenaga kerja asing dan pengangguran semakin banyak.
Menurut pantauan news.ralali.com terhadap pemberitaan dua rencana besar Lion yakni mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma dan pembangunan pusat perawatan mesin pesawat di Batam, itu merupakan terobosan yang boleh diacungi jempol.
Biaya yang dikeluarkan untuk bangun Bandara Halim dan Pusat Perawatan Mesin Pesawat juga tak sedikit sekitar Rp 10 triliun lebih. Meskipun muncul celoteh bahwa rencana ini akan ‘mengangkangi maskapai penerbangan besar’ namun sejatinya pembangunan tersebut diperuntukkan kenyamanan bersama meskipun ada siglintir kepentingan bisnis yang tak bisa ditolerir.
Hampir sepanjang 2014 ini, Lion terlihat nampak tenang-tenang saja dalam pengelolaan bisnisnya. Mungkin salah satu yang menyita perhatian media adalah batalnya rencana Lion menjadi investor Kereta Api Express bandara dari Soekarno-Hatta sampai ke Halim Perdanakusuma pada Juli lalu.
Selain itu, pemberitaan mengenai Lion yang mencuat terkait dengan pelayanan penerbangan di bandara. Seperti beberapa maskapai lain, Lion juga memiliki masalah klasik terkait delay keterlambatan pesawat yang kemudian memunculkan kekecewaan dari pengguna jasa angkatan penerbangaan.
Namun, ketenangan itu berubah jadi hiruk pikuk pada 14 Oktober 2014. Lion secara tiba-tiba mengumumkan akan bangun Bandara Halim dan pusat perawatan mesin pesawat. Tak hanya itu, Lion juga akan mengambilalih bandara itu dari tangan Angkasa Pura II.
Tak mau main-main, dihari yang sama Lion langsung menggandeng PT Adhi Karya Tbk sebagai pembuat desain proyek bandara, yang diperkirakan menelan dana Rp 5 triliun tersebut.
Rencana Lion itu langsung ditanggapai Kementerian Perhubungan sebagai regulator penerbangan nasional. “Prinsipnya, kalau keterbatasan dana pemerintah, kita terbuka swasta membangun bandara. Swasta boleh dengan syarat harus membuat Badan Usaha Bandar Udara,” ujar Plt Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Sementara itu, AP II sendiri nampak cemas dengan recana Lion bangun bandara halim dan pusat perawatan mesin pesawat. Meskipun demikian AP II mengemukakan akan tetap menunggu bagaimana keputusan pengelolaan Bandara Halim nantinya. Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Dahlan Iskan mengimbau AP II agar tidak ngotot memperebutkan pengelolaan bandara yang dulunya bernama Bandara Cililitan.
“Tentu (akan merugi AP II), tetapi kan itu bukan milik AP II, itu TNI AU kalau TNI AU memutuskan A, AP II gak boleh ngotot,” kata Dahlan di Kantor Kementerian Keuangan.
Kejutan dari rencana Lion bangun bandara halim dan pusat perawatan mesin pesawat belum usai. Sehari berselang, Lion langsung mengumumkan kerjasama dengan CFM International untuk menangani perbaikan komponen dan pergantian suku cadang pesawat atau maintenance, repair and operations (MRO) selama 25 tahun.
Bos Lion Jadi Calon Menhub
Dua manuver Lion dipenghujung pemerintahan SBY-Boediono bisa jadi bukan hanya bermakna bisnis. Pasalnya, di kalangan wartawan sendiri mencuat nama Rusdi Kirana sebagai calon kuat Menteri Perhubungan dibawah komando presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo.
Mencuatnya nama Rusdi, jelas baru beredar dikalangan wartawan sejak sepekan ini–-bersamaan dengan dua manuver yang dilakukan Lion. Di sisi lain, mencuatnya nama Rusdi Kirana juga diperkirakan karena Rusdi merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan mitra Jokowi dalam Koalisi Indonesia Hebat.
Meskipun demikian, jika merujuk kepada dua manuver Lion dalam sepekan, nampaknya bos Lion Group itu memiliki andil besar selain rencana Lion bangun bandara halim dan pusat perawatan mesin pesawat.
Menurut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, dua rencana besar Lion itu berkat kecerdikan President dan CEO Lion Air yaitu Rusdi Kirana. Bahkan Edward tak sungkan memuji bosnya itu. “Insting bos saya ini luar biasa, dia tahu kalau situasi Bandara Soekarno- Hatta bakal stagnan seperti sekarang ini,” kata Edward.
Dia mengatakan kekagumannya kepada insting Rusdi Kirana, karena bos Lion itu sudah memikirkan untuk bangun bandara Halim dan pusat perawatan mesin pesawat sejak 10 tahun lalu. Akhirnya, Lion nekat masuk dan bekerjasama dengan TNI AU sebagai pemilik Bandara Halim untuk mengembangkan bandara itu.
Ralali Food Program
Bergabunglah dengan Ralali Food Program untuk mengembangkan bisnis horeca dan fnb Anda.