Mengetahui Simbol, Tips, dan Cara Menggunakan Digital Multimeter

3

Tips menggunakan Digital Multimeter – Ralali News. Pada kesempatan kali ini Ralali akan berbagi tips bagaimana cara menggunakan digital multimeter yang baik dan benar untuk pengukuran yang optimal. Pengukuran adalah sebuah event dimana kita akan mencari data baik itu berupa data maupun angka, dan pada sisi pengukuran angka ini sangat crusial untuk menentukan pengambilan keputusan berikutnya. Oleh karena itu, dalam melakukan pengukuran, haruslah tepat sehingga menghasilkan hasil yang tepat. Namun, sebelum itu, perlu kita pahami pula apa sebetulnya digital multimeter? Alat macam apa ini dan mungkin Anda punya asumsi awal? Coba dehh tulis di kolom komentar!

Apa itu Digital Multimeter?

Digital multimeter, atau sering disingkat sebagai DMM, adalah alat ukur elektronik yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter listrik seperti tegangan (baik arus searah atau bolak-balik), arus (baik AC atau DC), resistansi, dan seringkali memiliki kemampuan tambahan seperti pengukuran kapasitansi, frekuensi, dan pengujian transistor. Alat ini disebut “digital” karena hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk angka digital pada layar. Digital multimeter sangat berguna dalam pemeliharaan, perbaikan, dan pengujian peralatan listrik dan elektronik karena dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi. Nahh info tadi itu paati bikin Anda penasaran kan soal cara menggunakan digital multimeter itu sendiri kann? Yukk simak tulisan ini sampai akhirr! Pasti bakal jadi informasi bermanfaat untuk Anda!

Langkah-langkah Mengukur Resistor dengan Multimeter Digital

Sebelum itu, kita perlu dulu mengukur resistornya. Untuk mengukurnya dengan multimeter digital, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Pastikan multimeter dalam mode pengukuran resistansi (biasanya dilambangkan dengan simbol ohm, Ω).
  2. Sambungkan ujung probe merah multimeter ke salah satu ujung resistor dan ujung probe hitam ke ujung resistor lainnya.
  3. Baca nilai resistansi yang ditampilkan pada layar multimeter. Nilai tersebut akan ditampilkan dalam satuan ohm (Ω) dan menunjukkan besarnya resistansi dari resistor yang diukur.
  4. Jika resistor terpasang dalam sirkuit, pastikan untuk memutus sirkuit dan tidak ada arus yang mengalir melalui resistor saat pengukuran.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dipastikan dapat mengukur resistansi resistor dengan akurasi menggunakan multimeter digital.

Bila berbicara mengenai cara kerja atau cara menggunakan digital multimeter, sejatinya adalah dengan menghubungkan multimeter ke rangkaian yang akan diukur dan membaca hasil pengukuran yang ditampilkan pada layar alat. Terlihat mudah tetapi bila salah langkah, besar kemungkinan hasil yang didapat akan salah. Multimeter adalah alat elektronik yang berguna untuk mengukur tegangan, resistansi, arus, dan perubahan arus dalam rangkaian elektronika. Multimeter juga dikenal sebagai multitester dan volt-ohm milliammeter (VOM). Namun, akan lebih baik bila kita tahu terlebih dahulu mengenai simbol pada multimeter digital, agar kedepannya menjadi paham secara spesifik.

Arti-arti Simbol pada Multimeter Digital yang Harus Anda Ketahui!

Multimeter digital adalah alat yang sangat penting dalam dunia teknisi listrik dan elektronika. Untuk memahami dan menggunakan multimeter digital dengan baik, penting untuk memahami simbol-simbol yang ada pada alat ini. Berikut adalah beberapa simbol yang sering ditemui pada multimeter digital dan penjelasannya:

1. Simbol Volt (V)

Simbol ini mewakili pengukuran tegangan. Pada multimeter digital, Anda akan menemukan simbol “V” yang biasanya diikuti oleh “DC” (Direct Current) atau “AC” (Alternating Current) untuk menunjukkan jenis tegangan yang diukur.

2. Simbol Ampere (A)

Simbol ini mewakili pengukuran arus. Anda akan menemukan simbol “A” yang juga diikuti oleh “DC” atau “AC” untuk menunjukkan jenis arus yang diukur.

3. Simbol Ohm (Ω)

Simbol ini mewakili pengukuran resistansi atau hambatan dalam sirkuit. Ini digunakan untuk mengukur seberapa mudah arus listrik dapat mengalir melalui suatu komponen atau sirkuit.

4. Simbol HFE atau β

Simbol ini digunakan untuk mengukur parameter hFE (hetero-Faraday Effect) atau β (beta) pada transistor. Ini memungkinkan Anda untuk menguji transistor dan menentukan apakah transistor tersebut baik atau buruk.

5. Simbol Kapasitansi ©

Simbol ini digunakan untuk mengukur kapasitansi dalam farad (F). Ini berguna dalam menguji kapasitor.

6. Simbol Frekuensi (Hz)

Simbol ini digunakan untuk mengukur frekuensi sinyal listrik atau gelombang. Ini berguna dalam menguji peralatan yang menghasilkan sinyal berfrekuensi.

7. Simbol Duty Cycle (%)

Simbol ini digunakan untuk mengukur siklus tugas sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Ini menunjukkan seberapa lama sinyal aktif dalam satu siklus.

8. Simbol Celcius (°C)

Simbol ini digunakan untuk mengukur suhu dalam derajat Celsius.

9. Simbol Fahrenheit (°F)

Simbol ini digunakan untuk mengukur suhu dalam derajat Fahrenheit.

10. Simbol Koneksi Terputus 

Simbol ini menunjukkan bahwa sirkuit atau koneksi terputus. Ini berguna dalam mendeteksi masalah koneksi dalam suatu sirkuit.

11. Simbol Koneksi Terhubung 

Simbol ini menunjukkan bahwa sirkuit atau koneksi terhubung dengan baik.

12. Simbol Diode

Simbol ini digunakan untuk menguji diode. Ini memungkinkan Anda untuk menentukan polaritas diode dan apakah diode tersebut masih berfungsi.

13. Simbol Hambatan Terbatas

Simbol ini menunjukkan bahwa ada hambatan atau resistansi dalam sirkuit.

14. Simbol Tegangan AC/DC

Simbol ini menunjukkan bahwa multimeter dapat mengukur tegangan baik dari sumber arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC).

Untuk sampai pada tahap cara penggunaan digital multimeter tersebut, Anda harus paham mengenai arti setiap simbol multimeter digital di atas. Dengan memahaminya, itu akan membantu Anda menginterpretasikan hasil pengukuran dengan benar. Dengan pemahaman yang baik tentang simbol-simbol ini, Anda dapat lebih efektif dalam melakukan pengukuran dan diagnostik dalam pekerjaan listrik dan elektronika Anda.

Jenis Digital Multimeter

Perlu dipahami ada dua jenis multimeter yang beredar di pasaran dan umum digunakan:

1. Multimeter Analog (AMM)

Multimeter analog adalah jenis multitester yang menggunakan alat pengukur berupa petunjuk (meter). Dalam membaca hasil pengukuran, anda perlu mengamati posisi penunjuk pada meteran dan mengatur saklar pengubah sesuai dengan rentang pengukuran yang diinginkan, kemudian melakukan perhitungan manual untuk mendapatkan hasil akhir. Karena proses pembacaan masih dilakukan secara manual, inilah sebabnya mengapa alat ini disebut sebagai multimeter analog.

Langkah-langkah menggunakan multimeter analog adalah sebagai berikut:

  1. Pilih mode pengukuran yang sesuai untuk pengukuran yang ingin Anda lakukan, misalnya, voltase (V), arus (A), atau resistansi (Ω).
  2. Hubungkan probe multimeter ke sirkuit atau komponen yang akan diukur. Probe merah dihubungkan ke titik positif, sedangkan probe hitam ke titik negatif.
  3. Putar jarum skala analog hingga menunjukkan angka nol di tengah skala ketika probe tidak terhubung ke sirkuit apa pun. Ini adalah langkah penting untuk mengkalibrasi multimeter.
  4. Baca hasil pengukuran pada skala analog ketika probe terhubung ke sirkuit. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum skala analog akan menunjukkan besarnya pengukuran dalam satuan yang sesuai.
  5. Jangan lupa untuk mematikan multimeter setelah selesai digunakan untuk menghemat baterai atau menghindari kesalahan pengukuran selanjutnya.

Penting untuk memahami bahwa multimeter analog menggunakan jarum skala untuk menunjukkan hasil pengukuran, sedangkan multimeter digital menggunakan layar digital. Dengan memahami langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan multimeter analog dengan tepat.

2. Multimeter Digital (DMM)

Multimeter digital adalah jenis multimeter yang sama, tetapi menggunakan tampilan digital untuk menampilkan hasil pengukuran. Hasil pengukuran yang ditampilkan secara digital sesuai dengan nilai yang diukur, sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan antara hasil pengukuran dan rentang pengukuran yang digunakan. Secara kelebihan spesifiknya, mengukur menggunakan multimeter digital memberikan kemudahan penggunaannya dan hasil yang lebih akurat. Multimeter digital memiliki layar yang jelas dan mudah dibaca, sehingga pengguna dapat dengan cepat melihat hasil pengukuran dalam bentuk angka digital. 

Selain itu, multimeter digital cenderung lebih akurat dan stabil dibandingkan dengan multimeter analog. Mereka juga memiliki berbagai fitur tambahan, seperti kemampuan untuk mengukur kapasitansi, frekuensi, dan suhu, yang tidak dimiliki oleh multimeter analog. Selain itu, hasil pengukuran digital dapat direkam atau disimpan untuk analisis lebih lanjut. Dengan semua keunggulan ini, multimeter digital menjadi pilihan yang lebih modern dan efisien dalam melakukan pengukuran.

Bagian – Bagian Multimeter Digital

Multimeter memiliki beberapa bagian penting, di antaranya adalah

Switch Berkisar

Kisaran switch digunakan untuk memilih jenis skala yang akan diukur AVO (Amps, Volt, dan Ohm) dan beralih rentang guna menunjukkan batas-batas skala pengukuran.

Screw Zero Control

Screw zero control untuk mengatur posisi jarum sebelum pengukuran, jarum harus menunjukkan tepat angka nol.  Zero control jika tidak sekrup dengan benar, maka jarum mungkin tidak akan menunjukkan angka nol yang tepat sebelum pengukuran dilakukan yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran.

Peneliti Kabel

Peneliti kabel yang digunakan untuk menghubungkan objek yang akan diukur. Kabel red plus terhubung pada lubang dan dipasang pada kabel hitam atau lubang kurang umum.

Multimeter/AVO meter harus digunakan dengan benar, yang sangat diperlukan dan selalu diperhatikan adalah pemilihan yang tepat saklar seri atau pemilihan objek yang akan diukur. Kesalahan dapat menyebabkan kerusakan pada seleksi berkisar avometer seperti interval pengukuran tegangan posisi OHM, maka konsekuensinya akan berakibat fatal dapat menyebabkan kerusakan AVO meter. Jika kuantitas yang diukur tidak dapat diperkirakan sebelumnya, harus dibiasakan pilih rentang ataupun skala yang lebih tinggi. 

Cara Menggunakan Multimeter Digital: Tips-tips Pentingg!!!

1. Memahami Bagian-Bagian Digital Multimeter

Sebelum Anda mulai menggunakannya, penting untuk memahami komponen utama dari digital multimeter:

Tombol Pemilih Fungsi: Ini memungkinkan Anda memilih parameter yang ingin diukur, seperti tegangan AC/DC, arus AC/DC, resistansi, dan lainnya.

Display: Tempat hasil pengukuran akan ditampilkan dalam bentuk angka digital.

Kabel Pengukuran: Ada dua kabel dengan ujung probe yang akan Anda gunakan untuk menghubungkan multimeter dengan sirkuit atau komponen yang akan diukur.

Terminal: Terminal merah (+) dan hitam (-) di multimeter adalah tempat Anda akan menghubungkan probe kabel pengukuran.

2. Persiapan Alat yang Sudah Anda Siapkan

Pastikan bahwa multimeter Anda dalam kondisi baik dan memiliki baterai yang mencukupi jika perlu. Setelah itu, pastikan bahwa semua pengukuran telah dilakukan pada sirkuit atau peralatan yang mati. Keamanan adalah prioritas utama dalam penggunaan multimeter.

3. Menyetel Digital Multimeter

Putar tombol pemilih fungsi ke parameter yang sesuai dengan pengukuran yang ingin Anda lakukan, misalnya, tegangan DC atau AC. Pastikan probe merah terhubung ke terminal merah (+) dan probe hitam ke terminal hitam (-) pada multimeter.

4. Mengukur Tegangan

Untuk mengukur tegangan, sentuh probe merah ke titik positif dalam sirkuit dan probe hitam ke titik negatif. Baca hasil pengukuran pada layar multimeter. Pastikan untuk memperhatikan satuan yang digunakan (volt).

5. Mengukur Arus

Untuk mengukur arus, terlebih dahulu hubungkan probe merah ke terminal positif dalam sirkuit dan probe hitam ke terminal negatif. Buka sirkuit dan hubungkan multimeter dalam rangkaian sirkuit. Baca hasil pengukuran pada layar multimeter.

6. Mengukur Resistensi

Untuk mengukur resistansi, pastikan bahwa sirkuit yang akan diukur tidak ada tegangan. Putar tombol pemilih fungsi ke mode resistansi (Ohm). Sentuhkan probe merah dan hitam pada ujung komponen atau sirkuit yang ingin diukur. Hasil pengukuran akan ditampilkan pada layar.

7. Matikan dan Rawat Digital Multimeter

Setelah selesai mengukur, matikan multimeter dan kembalikan tombol pemilih fungsi ke posisi awal. Selalu matikan multimeter setelah penggunaan untuk menghemat baterai.

Sekarang Anda telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara menggunakan digital multimeter. Selalu ingat untuk bekerja dengan hati-hati dan aman, dan pastikan untuk memahami sirkuit atau komponen yang Anda ukur sebelum memulai. Dengan praktik dan pengalaman, Anda akan semakin mahir dalam penggunaan alat ini.

Multimeter sendiri mampu digunakan baik untuk mengukur arus AC maupun arus DC. Arus DC sendiri adalah arus lemah yang biasanya dipakai dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran handphone dan lain-lainnya.

Untuk menggunakannya sendiri cukup mudah, pilih bagian DC Volt, lalu akan muncul nilai-nilai yang tercantum di bagian DC Volt tersebut. Misalnya:

  • 200mV berarti hendak mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
  • 2V berarti bakal mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
  • 20V berarti akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
  • 200V berarti hendak mengukur tegangan yang maximal 200 Volt
  • 750V berarti akan mengukur tegangan yang maximal 750 Volt

Pakai taraf yang pas untuk pengukuran, contoh baterai 3,6 Volt pakai taraf pada 20V. Maka akhirnya bakal akurat terbaca, misalnya 3,76 Volt.

Bila memakai taraf 2 V akan nampak angka 1 (tandanya overload/melebihi taraf)
Bila memakai taraf 200V bakal terbaca akhirnya, tetapi tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1 digit belakang koma)
Bila memakai Anda memakai 750V, bisa saja, tetapi akhirnya akan terbaca 3 atau 4 volt (dibulatkan langsung tiada koma)

Sesudah objek pengukuran sudah ada, serta taraf sudah diambil yang pas, maka kerjakan pengukuran dengan tempelkan kabel merah ke positif baterai serta kabel hitam ke negatif baterai hingga menjadi tampak hasil pengukurannya.

Bila kabel terbalik akhirnya akan terus nampak, tetapi ada sinyal negatif di depan akhirnya. Lain dengan multitester analog. Bila kabel dalam posisi terbalik, jarum akan mentok ke arah kiri.

NB: Bila Multitester ada tombol DH, itu mengartikan adanya data hold. Bila ditekan maka akhirnya akan freeze, serta dapat dicatat hasil akhirnya.

Cara Menggunakan Multimeter Digital Pada Ohm Meter

  1. Cermati objek yang akan diukur (resistor, kendala jalur, dan lain-lain)
  2. Cermati taraf Pengukuran pada Ohm Meter
    200 berarti akan mengukur kendala yang nilainya max. 200 Ohm
  3. 2K berarti akan mengukur kendala yang nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm)
  4. 20 K berarti akan mengukur kendala yang nilainya max. 20. 000 Ohm (20K Ohm)
  5. 200K berarti hendak mengukur kendala yang nilainya max. 200. 000 Ohm (200K Ohm)
  6. 2M berarti mau mengukur kendala yang nilainya 2. 000. 000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm)

Apabila tidak tau besaran nilai yang ingin diukur, disarankan tentukan taraf tengah dengan taraf 20K, lalu kerjakan pengukurannya. Bila akhirnya 1 (Overload), naikkan skala, bila akhirnya digit di belakang koma kurang akurat, turunkan tarafnya.

Misal pembacaan hasil:
Pada taraf 2K akhirnya 1, 76 itu berarti kendala yang terarah yaitu 1, 76 K Ohm. 

Sedangkan itu, pada taraf 2K akhirnya 0, 378 itu berarti kendala yang terarah yaitu 0, 378 K Ohm dengan kata lain 378 Ohm. (KO hm ke Ohm dikali 1000). 

Selanjutnya, pada taraf 20K akhirnya 1, berarti obyek yang ingin diukur melebihi taraf 20K, maka Anda harus menaikan taraf jadi 200K, hingga akhirnya jadi 38,78. Itu mengartikan kendala yang terarah, yaitu sebesar 38, 78 KOhm

Pada pengukuran tegangan PLN, maka taraf dipindahkan ke sisi AC Volt (~) lalu taraf ke 750 V.

Colok kabel merah serta hitam ke masing-masing lobang stop kontak, Anda dapat juga membolak balikannya. Namun, hati-hati bila ada kabel yang mengelupas karena terdapat sengatan listrik.
Hasil yang bakal nampak miss adalah 216. Itu artinya tegangan PLN tersebut sebesar 216 Volt.

Bila menggunakan taraf 200, maka akhirnya adalah 1 yang menandakan adanya overload, atau dengan kata lain melebihi taraf 200 Volt tersebut.

Memakai Multimeter untuk Mengukur Kemampuan Kondensator

Kondensator (Capacitor) merupakan satu alat yang bisa menaruh daya didalam medan listrik, lewat cara menghimpun yang tidak seimbang internal dari muatan listrik. Kondensator mempunyai unit yang dimaksud Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator saat ini juga dikenal untuk “kapasitor”, tetapi kata “kondensator” tetap digunakan sampai waktu ini. Pertama dimaksud oleh Alessandro Volta seseorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia condensatore), sehubungan dengan kekuatan alat untuk menaruh satu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen yang lain. Umumnya bahasa serta negara yang tidak memakai bahasa Inggris tetap merujuk pada pengucapan bahasa Italia condensatore, seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia serta Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

Kondensator pula telah diidentikkan memiliki dua kaki serta dua kutub, yakni positif serta negatif dan mempunyai cairan elektrolit serta umumnya berupa tabung.

Simbol Kondensator

Simbol ini memiliki kutub positif serta negatif pada skema elektronika.
Sedangkan, type yang satunya lagi, punya nilai kemampuannya lebih rendah, tidak memiliki kutub positif atau negatif pada kakinya, umumnya berupa bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau, serta yang lain seperti tablet atau kancing pakaian yang kerap dimaksud kapasitor (capacitor). 

Simbol Kapasitor

(tak memiliki kutub) pada skema elektronika. Akan tetapi, rutinitas serta keadaan dan artikulasi bahasa tiap-tiap negara bergantung pada orang-orang yang seringkali menyebutkannya. Saat ini kebanyakan orang hanya mengatakan satu di antara nama-nama tersebut. Pada saat saat ini, kondensator kerap dimaksud kapasitor (capacitor) maupun sebaliknya yang pada pengetahuan elektronika disingkat dengan huruf (C).

Unit dalam kondensator dimaksudkan juga sebagai Farad. Satu Farad= 9 x 1011 cm² yang berarti luas permukaan kepingan itu. Artinya, 1 Farad sama juga dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².

Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) tidak sering sekali dipakai lantaran kurang praktis, unit yang banyak dipakai yaitu :

  • 1 Farad = 1. 000. 000 µF (mikro Farad)
  • 1 µF = 1. 000. 000 pF (piko Farad)
  • 1 µF = 1. 000 nF (nano Farad)
  • 1 nF = 1. 000 pF (piko Farad)
  • 1 pF = 1. 000 µµF (mikro-mikro Farad)

Kira-kira itulah penjelasan lengkap mengenai simbol, tips, dan cara menggunakan digital multimeter yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil pengukuran yang optimal. Nahh, sekarang Anda sudah tau kann bagaimana seluruh alur kerja dan pemahaman mengenai digital multimeter, termasuk sampai arti simbol-simbolnya. Anda dapat pula melihat secara detail cara kerjanya di link berikut ini.

Penasaran soal Cara Kerjanya? Yuk baca Tulisan tentang Multimeter Digital dan Cara Kerjanya!

Belajar Cara Kerja Multimeter Digital

Cara Kalibrasi Multimeter Dan Rekomendasi Jasa Kalibrasi Multimeter Terpercaya

Ralali Business Solution

Anda mungkin juga berminat
3 Komen
  1. Yohannes Wijaya berkata

    Halo, mohon tanya untuk mengukur ampere PLN mengunakan Digitar multimeter Aditeg A-830 apakah bisa, kalau bisa mohon petunjuk cara pengunaan nya, terima kasih.

    1. Ralalicom berkata

      Bisa diperjelas Pak, ampere meternya untuk yang seperti apa ?
      Terima kasih.

  2. soenarso berkata

    Trima kasih penjelasan nya.hal ini menambah wawasan ku.
    Muat lagi ilmu ilmu tehnis lain.aku yakin akan berguna bagi orang lain.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.