Bahan B3 di Rumah Sakit : Contoh, Cara Penyimpanan, dan Penanganan Tumpahan
Bahan berbahaya dan beracun sendiri merupakan suatu benda, zat, atau komponen lain yang memiliki sifat yang dapat membahayakan atau mencemari lingkungan hidup, kesehatan manusia, atau makhluk hidup lainnya. Dalam konteks medis terutama di rumah sakit, B3 ini sering digunakan dan perlu penanganan yang khusus. Maka dari itu di artikel ini kita akan membahas apa saja contoh bahan B3, cara penyimpanan, dan penangan tumpahan yang terjadi di rumah sakit berikut ini.
Contents
Daftar Contoh Bahan B3 di Rumah Sakit Berdasarkan Jenisnya
Beberapa contoh bahan B3 di rumah sakit meliputi bahan kimia, bahan radioaktif, bahan farmasi, bahan pembersih, dan benda tajam, berikut penjelasannya
Bahan Kimia
B3 rumah sakit yang berasal dari bahan kimia jenisnya bisa berasal dari bahan disinfektan, bahan pelunak, dan zat-zat berbahaya lainnya yang digunakan untuk prosedur medis ataupun pembersihan.
Bahan Radioaktif
Rumah sakit tertentu memiliki prosedur radiologi atau terapi nuklir yang menggunakan bahan radioaktif dengan level rendah, sehingga perlu membutuhkan penanganan khusus.
Bahan Farmasi
Adapun B3 kefarmasian, seperti misalnya obat-obatan atau terkontaminasi. Pengolahan B3 farmasi ini bisa mengandung bahan kimia berbahaya, dapat menjadi B3 setelah kedaluwarsa atau tidak digunakan lagi.
Bahan Pembersih
Pembersih yang digunakan di rumah sakit dapat mengandung bahan kimia berbahaya seperti amonia, klorin, atau bahan pelarut organik.
Benda Tajam
Jarum suntik, pisau bedah, dan benda tajam medis lainnya merupakan B3 potensial karena risiko infeksi dan cedera yang ditimbulkan.
Cara Penyimpanan Bahan B3 di Rumah Sakit Sesuai Permenkes
Penyimpanan bahan B3 di rumah sakit harus mematuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit. Beberapa langkah penyimpanan yang harus diikuti meliputi:
- Memiliki lemari penyimpanan yang terpisah dari bahan non-B3.
- Mempunyai daftar atau inventaris B3 yang disimpan dengan jelas.
- Menyediakan fasilitas safety shower, eyewash, atau alternatif eyewash untuk keadaan darurat.
- Dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) yang berisi informasi tentang B3 tersebut.
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan risiko bahaya B3.
- Menyediakan spill kit untuk menangani tumpahan B3 yang dapat terjadi.
- Menempatkan rambu dan simbol B3 yang jelas untuk memberikan peringatan dan informasi yang diperlukan.
Penanganan Tumpahan B3 Rumah Sakit
Untuk penanganan tumpahan B3 pada rumah sakit tentu merupakan hal yang penting apalagi dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan sekitar. Tumpahan ini bisa berupa bahan kimia hingga beberapa zat yang berbahaya, berikut penjelasan mengapa perlunya penanganan tumpahan B3 hingga cara penanganannya dengan aturan yang benar.
Tujuan Penanganan Tumpahan B3
Tujuan penanganan tumpahan B3 adalah untuk mengatasi tumpahan dalam skala besar atau B3 yang sangat berbahaya, selain itu juga untuk:
- Dapat mencegah paparan bahan kimia kepada manusia
- Mencegah tercemarnya lingkungan rumah sakit.
- Mencegah terjadinya kebakaran.
- Mencegah kerugian materi dan finansial.
- Menjaga keindahan dan kebersihan rumah sakit.
Prosedur ABSB untuk Penanganan Tumpahan B3
Prosedur Amankan, Bendung, Serap, Bersihkan sering digunakan untuk penanganan tumpahan B3, berikut penjelasannya:
- Amankan area sekitar tumpahan untuk mencegah akses orang yang tidak berwenang.
- Bentuk barikade untuk menghentikan penyebaran tumpahan lebih lanjut.
- Serap tumpahan menggunakan bahan penyerap yang sesuai dengan jenis B3 yang tumpah.
- Bersihkan area dengan hati-hati menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik B3 yang tumpah.
Kesimpulan
Bahan B3 di rumah sakit memiliki peran penting dalam prosedur medis dan kebersihan. Namun, karena potensi bahaya yang terkait, maka perlu dilakukannya penanganan dan penyimpanan yang tepat. Dengan mematuhi peraturan dan pedoman yang ada, maka risiko terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikendalikan dan dapat dikurangi.