Bahan B3 Laboratorium : Contoh, Cara Penyimpanan dan Penanganan Tumpahan

0

B3 atau singkatan dari bahan berbahaya dan beracun adalah suatu zat atau energi yang memiliki sifat, atau jumlah yang dapat merusak lingkungan ataupun membahayakan makhluk hidup termasuk manusia. B3 sendiri ditemukan di berbagai sektor seperti laboratorium yang digunakan untuk berbagai aktivitas seperti riset hingga penelitian. Adapun contoh bahan B3 laboratorium yang dibagi menjadi 3 kelompok yang akan dibahas di pembahasan berikutnya.

Daftar Contoh Bahan B3 Laboratorium

Contoh-contoh bahan B3 laboratorium dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan tata laksana pengelolaan B3 menurut pemerintah nomor 74 tahun 2001. Pengklasifikasian B3 laboratorium meliputi B3 yang boleh dipergunakan, B3 yang dilarang dipergunakan, dan B3 yang terbatas dipergunakan.

Boleh Dipergunakan

Kategori B3 boleh dipergunakan adalah bahan berbahaya yang dapat digunakan namun dengan catatan harus melalui pengendalian dan tindakan yang tepat. Penggunaannya juga diatur dengan ketat hanya jika dibutuhkan saja untuk memastikan bahwa tidak terjadi risiko terhadap lingkungan ataupun kesehatan penggunanya.

Adapun contoh yang B3 yang boleh dipergunakan di laboratorium seperti bahan kimia yang mengandung amonia, Asam Asetat, Asam sulfat, Asam Klorida, Asetilena, Formalin, Metanol, Natrium Hidroksida, dan gas nitrogen.

Dilarang Dipergunakan

Kategori B3 laboratorium yang dilarang dipergunakan karena tingkat bahayanya yang tinggi dan tidak dapat dikendalikan. Penggunaannya juga sepenuhnya dilarang untuk melindungi kesehatan penggunanya ataupun lingkungan laboratorium. Contoh B3 yang dilarang dipergunakan adalah seperti bahan kimia yang mengandung Aldrin, Chlordane, DDT, Dieldrin, Endrin, Heptachlor, Mirex, Toxaphene, Hexachlorobenzene dan PCBs.

Dipergunakan Secara Terbatas

B3 laboratorium yang boleh dipergunakan namun terbatas ini adalah bahan yang boleh dengan persyaratan khusus dan juga dengan batasan penggunaan tertentu. Penggunaan harus memenuhi aturan serta regulasi yang ketat untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan pengguna ataupun lingkungan sekitar. Adapun contoh B3 yang boleh digunakan secara terbatas adalah bahan yang mengandung Merkuri, Senyawa Merkuri, Lindane, Parathion, dan jenis CFC.

Cara Penyimpanan Bahan B3 Laboratorium

Adapun bahan B3 untuk laboratorium juga diatur untuk penyimpanannya sesuai dengan aturannya. Berikut ini adalah cara penyimpanan bahan B3 laboratorium yang tepat seperti:

  • Disimpan di wadah yang tertutup rapat.
  • Diletakan di dalam lemari penyimpanan yang terpisah dari bahan non B3.
  • Tersedianya tempat cuci mata atau eyewash, dan safety shower.
  • Dilengkapi panduan tentang bagaimana cara penanggulangan keselamatan atau lembar data keselamatan bahan.
  • Menggunakan APD sesuai peruntukannya.
  • Menyediakan spill kit untuk menanggulangi terjadinya tumpahan B3.
  • Terdapatnya rambu dan simbol B3.

Penanganan Tumpahan B3 Laboratorium

Tumpahan B3 bisa saja terjadi pada laboratorium sehingga perlu dilakukan penanganan yang sesuai aturan. Tumpahan B3 atau yang dikenal juga dengan sebutan chemical spills merujuk pada peristiwa pelepasan yang tidak disengaja dari satu atau lebih zat kimia berbahaya. Tumpahan B3 bisa meliputi berbagai kejadian, seperti kebocoran, ledakan, kebakaran, atau tumpahan lainnya yang berpotensi menyebabkan sakit, cedera, atau kecacatan pada manusia.

Adapun penanganan tumpahan B3 laboratorium bisa menggunakan ABSB atau amankan, bendung, serap, dan bersihkan, berikut penjelasannya:

  1. Amankan – Langkah pertama adalah mengamankan area sekitar tumpahan untuk mencegah orang lain masuk ke area tersebut dan meminimalkan risiko lebih lanjut. Tindakan ini bisa meliputi penutupan area, pemasangan rambu peringatan, dan sebagainya.
  2. Bendung – Selanjutnya, tumpahan perlu dibendung untuk mencegahnya menyebar ke area lain. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti sorben atau bahan pembendung lainnya.
  3. Serap – Setelah tumpahan dibendung, langkah selanjutnya adalah menyerap bahan kimia tersebut menggunakan bahan penyerap atau sorbent yang sesuai.
  4. Bersihkan – Setelah tumpahan berhasil diabsorpsi, area tersebut perlu dibersihkan secara menyeluruh untuk menghilangkan residu bahan kimia dan memastikan area tersebut aman untuk digunakan kembali.

Kesimpulan

Dari bahasan tersebut, kita mengetahui bahwa bahan B3 laboratorium perlu diperhatikan pengelolaan dan penyimpanannya. Selain itu tumpahan B3nya pun juga perlu dilakukan penanganan yang intensif agar tidak mencemari lingkungan ataupun membahayakan kesehatan manusia. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Anda tentang segala informasi terkait B3 laboratorium.

Ralali Business Solution

Anda mungkin juga berminat

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.