Pentingnya Uji Toksisitas Senyawa B3 untuk Pelabelan Limbah B3

Zat berbahaya digunakan di banyak tempat kerja saat ini. Orang yang bekerja menemukan bahwa mereka perlu tahu lebih banyak tentang efek kesehatan dari bahan kimia, yang mereka gunakan atau mungkin terpapar di tempat kerja. Tentu saja hal tersebut bukanlah yang diinginkan, semua orang ingin bekerja dengan selamat walaupun di tempat yang berbahaya sekalipun dan juga berhubungan erat dengan toksisitas yang merupakan senyawa B3.

Untuk penanganannya, yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pelabelan B3 tersebut uji toksisitasnya setelah menjadi limbah. Bagaimana pentingnya memahami tentang uji toksisitas dan juga pelabelan pada limbah B3 dengan jenis tersebut? Mari kita cari tahu!

Pentingnya Uji Toksisitas B3

Toksisitas suatu zat adalah kemampuannya untuk menimbulkan efek berbahaya. Efek ini dapat menyerang sel tunggal, sekelompok sel, sistem organ, atau seluruh tubuh. Efek toksik dapat berupa kerusakan yang terlihat, atau penurunan kinerja atau fungsi yang hanya dapat diukur dengan tes. Semua bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan.

Ketika hanya bahan kimia dalam jumlah yang sangat besar yang dapat menyebabkan kerusakan, bahan kimia tersebut dianggap praktis tidak beracun. Ketika sejumlah kecil berbahaya, bahan kimia tersebut dianggap sangat beracun.

Uji toksisitas B3 menjadi sangat penting mengingat pada B3 bisa jadi memiliki toksisitas yang tinggi atau yang rendah. Pengujian tersebut memang penting, akan tetapi pengujian ini pun juga tidak serta merta dilakukan begitu saja.

Biasanya, uji toksisitas B3 ini menggunakan hewan uji yaitu mencit atau tikus putih. Pengujian tersebut sudah terbukti efektif selama dilakukan dengan urutan yang tepat untuk menghasilkan apakah masuk ke limbah B3 atau non B3.

Urutan Uji Toksisitas Senyawa B3

Faktor terpenting dalam toksisitas adalah struktur kimia suatu zat tersebut terbuat dari apa, atom dan molekul apa yang dikandungnya, dan bagaimana susunannya. Zat dengan struktur serupa sering menyebabkan masalah kesehatan yang serupa. Namun, perbedaan kecil dalam struktur kimia dapat menyebabkan perbedaan besar dalam jenis efek kesehatan yang dihasilkan.

Maka dari itu, pada proses identifikasi limbah akan terdapat urutan mulai dari sumbernya dari mana, pengujian karakteristik, dan selanjutnya adalah uji toksisitas.

Pengujian toksisitas pada B3 kembali lagi, masih bisa menghasilkan apakah menjadi limbah B3 atau menjadi non B3.

TCLP

TCLP atau Toxicity Characteristics Leaching Procedure merupakan proses analisis kimia yang digunakan untuk menentukan apakah terdapat unsur berbahaya dalam suatu limbah. Tes tersebut melibatkan simulasi pelindian melalui TPA dan dapat memberikan peringkat yang dapat membuktikan apakah limbah tersebut berbahaya bagi lingkungan atau tidak.

Pada proses pengujian TCLP bisa didapatkan dua hasil, yaitu:

• Termasuk ke dalam kategori 1 jika nilai TCLP Limbah > TCLP-A Lampiran III PP 101/2014.
• Termasuk pada kategori 2 apabila nilai TCLP Limbah ≤ TCLP-A dan > TCLP-B Lampiran III PP 101/2014.

Akut

Uji toksisitas senyawa B3 pada proses akut atau LD50 singkatan yang digunakan untuk dosis yang membunuh 50% populasi uji. Pengujian toksisitas ini memang sangat penting karena dapat menghasilkan dua pernyataan, yaitu:

• Masuk ke dalam kategori 1 jikalau LD50 oral (7 hari) Limbah ≤ 50 mg/kg BB hewan uji.
• Termasuk kategori 2 apabila nilai LD50 oral (7 hari) Limbah > 50 mg/kg BB hewan uji mencit dan ≤ 5000 mg/kg BB hewan uji mencit.

Sub-kronis

Pengujian dikatakan sub-kronis apabila observasi yang dilakukan selama 90 hari terhadap toksisitas sub-kronis pada mencit menunjukkan sifat beracun sub-kronis berdasarkan pertumbuhan, akumulasi, respon perilaku antarindividu, dan/atau histopatologi, maka akan masuk ke dalam kategori 2 LB3.

Kesimpulan

Pentingnya uji toksisitas senyawa B3 sekarang ini sangat penting dalam hal pelabelan. Jadi, Anda bisa mengerti bagaimana pengelolaan dari B3 tersebut agar tidak mencelakai diri Anda dan juga tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Pasalnya, jika pengujian ini tidak dilakukan jika penanganan B3 salah berakibat sangat fatal.